Xi'an (ANTARA News) - Arkeolog China menemukan sebuah ruang bawah tanah langka dan perapian di reruntuhan kota kuno yang pernah menjadi ibukota negara sekitar 2.400 tahun yang lalu.

Ruang dengan panjang lima meter dan lebar empat meter tersebut dibangun hampir satu meter di bawah tanah di reruntuhan Yueyang City, ibukota negara bagian Qin selama Periode Negara Perang 476-221 SM, di mana basis pilar batu dan batu bata persegi juga ditemukan di dalam ruangan.

Seorang arkeolog terkenal Li Yufang mengatakan, bangunan dengan ruang bawah tanah yang langka pada periode tersebut memiliki gaya kelas atas dan disinyalir itu merupakan rumah penguasa negara.

Para ahli menduga, ruang bawah tanah tersebut merupakan tempat penyimpanan untuk barang-barang selir sang penguasa.

Sementara itu, sebuah perapian juga terlihat di istana yang runtuh tersebut, kata Liu Rui, seorang peneliti Institut Arkeologi dari Ilmu Pengetahuan Sosial Akademi China, yang juga kepala tim penggalian.

Yueyang City di Kabupaten Yanliang di kota Xi'an, Provinsi Shaanxi di barat laut China, menjadi ibukota negara Qin selama 35 tahun.

Sebuah reformasi politik terkenal terjadi di kota itu sekitar 2.300 tahun yang lalu, ketika negarawan Qin, Shang Yang memprakarsai serangkaian reformasi yang menjadi dasar dari sistem hukum China.

Reformasinya diyakini telah membuat Qin menjadi negara bagian terkuat selama periode yang penuh gejolak, membuka jalan bagi Kaisar Qinshihuang untuk membangun Dinasti Qin dan menyatukan China pada 221 SM. Demikian diberitakan Kantor Berita Xinhua.

Penerjemah: Sella Panduarsa Gareta
Editor: Unggul Tri Ratomo
Copyright © ANTARA 2017