Istanbul (ANTARA News) - Polisi Turki yang membunuh duta besar Rusia untuk Ankara bulan lalu  dan kemudian tewas ditembak pasukan keamanan dikebumikan di sebuah makam tidak bernisan, lansir media pemerintah, Senin waktu setempat.

Keluarga Mevlut Mert Altintas (22) enggan mengambil jasadnya. Jenazah itu kemudian dikubur di makam tidak bernisan di Ankara pekan lalu oleh tim forensik, kata kantor berita Anadolu.

Ketika duta besar Rusia untuk Ankara Andrei Karlov memberikan sambutan untuk meresmikan pameran foto lanskap Rusia, Altintas berdiri di belakang, jauh dari para tamu lain, mendengarkan dengan penuh perhatian.

Altintas kemudian mengeluarkan pistol dan melepaskan empat tembakan ke punggungnya dan tembakan kelima ketika Karvol ambruk.

Altintas meneriakkan "Allahu Akbar" dan "Jangan lupa Aleppo" saat dia mengokang pistolnya di sekitar pusat kebudayaan itu.

(Baca juga: Pembunuh Dubes Rusia sempat teriak "Jangan lupakan Aleppo!")

Tidak ada militan atau kelompok ekstremis yang mengklaim serangan itu.

Pemerintah Turki mengatakan dia berkaitan dengan dengan kelompok pimpinan Fethullah Gulen -- ulama yang tinggal di Amerika Serikat yang dituding sebagai otak di balik kudeta gagal pada 15 Juli -- tapi pernyataan ini belum didukung Rusia.

Jalan di mana kedutaan Rusia berlokasi di Ankara kini dinamakan Jalan Andrei Karlov untuk menghormati mendiang duta besar dalam sebuah upacara pada 10 Januari, demikian AFP.


Penerjemah: Ida Nurcahyani
Editor: Jafar M Sidik
Copyright © ANTARA 2017