Chicago (ANTARA News) - Harga emas berjangka di divisi COMEX New York Mercantile Exchange berakhir lebih tinggi pada Selasa (Rabu pagi WIB), didukung oleh pelemahan dolar AS dan ekuitas AS setelah pernyataan Presiden AS terpilih Donald Trump.

Kontrak emas yang paling aktif untuk pengiriman Februari naik 16,7 dolar AS, atau 1,4 persen, menjadi menetap di 1.212,90 dolar AS per ounce.

Presiden AS terpilih Donald Trump mengatakan kepada Wall Street Journal dalam sebuah wawancara pada Jumat (13/1) bahwa ia percaya dolar AS terlalu kuat. Indeks dolar AS turun 1,22 persen menjadi 100,33 pada pukul 18.25 GMT.

Indeks adalah ukuran dari dolar terhadap sekeranjang mata uang utama. Emas dan dolar biasanya bergerak berlawanan arah, yang berarti jika dolar turun maka emas berjangka akan naik, karena emas yang diukur dengan dolar menjadi lebih murah bagi investor.

Selain itu, Dow Jones Industrial Average turun 94,97 poin atau 0,48 persen pada pukul 18.25 GMT. Para analis mencatat bahwa ketika ekuitas membukukan kerugian maka logam mulia biasanya naik, karena investor mencari tempat yang aman. Sebaliknya ketika ekuitas AS membukukan keuntungan maka logam mulia biasanya turun.

Emas mendapat dukungan tambahan karena para pedagang juga khawatir atas dampak di zona euro akibat keluarnya Inggris Raya dari Uni Eropa, menyusul komitmen Perdana Menteri Inggris Theresa May untuk membawa Brexit dalam pemungutan suara di parlemen Inggris Raya.

Perdagangan minggu ini berlangsung lebih singkat, karena hari libur Martin Luther King Jr AS mengakibatkan penutupan pasar pada Senin (16/1).

Perak untuk pengiriman Maret naik 38,3 sen, atau 2,27 persen, menjadi ditutup pada 17,148 dolar AS per ounce. Platinum untuk pengiriman April turun 3,3 dolar AS, atau 0,33 persen, menjadi ditutup pada 983,10 dolar AS per ounce.

(A026)

Editor: Unggul Tri Ratomo
Copyright © ANTARA 2017