Jakarta (ANTARA News) - Sejumlah pengelola rumah makan di Kawasan Kuliner Senayan, dikenal Lapo Senayan karena banyak rumah makan khas Batak, mengakui harga sewa lahan di kawasan itu cukup murah.

Amir Armas pengelola warung makan khas Makassar di lokasi itu menjelaskan harga sewa yang dipatok Pusat Pengelolaan Komplek Gelora Bung Karno (PPKGBK) hanya Rp30ribu per meter per bulan.

Amir yang memiliki toko di bagian depan sisi kanan Pusat Kuliner Senayan tersebut hanya mengeluarkan uang senilai Rp1,2 juta per bulan.

"Ini murah, Rp 1,2 juta per bulan di wilayah Senayan," kata Amir di Senayan, Rabu.

Amir yang bersiap pindah lokasi dagang menyusul rencana penutupan kawasan pada 28 Februari 2017 mengaku belum menemukan tempat yang lebih murah.

"Saya mencari lokasi lain. Di Palmerah sewanya Rp1,5juta per bulan padahal ukurannya lebih kecil dari tempat ini," tutur Amir.

Paulus Siagian, pengelola Lapo Siagian Boru Tobing Senayan, menjelaskan murahnya harga sewa tempat membuat pedagang bisa memberikan menu makanan dengan harga yang terjangkau.

"Murah sekali. Makanan kita murah karena sewa kita murah, itu sangat berhubungan," kata Paulus yang membayar biaya sewa Rp3,3 juta per bulan.

Paulus yang juga ketua kelompok pedagang kuliner Senayan menambahkan pedagang sangat menerima jika pengelola menaikkan harga sewa daripada harus pindah dari lokasi itu.

"Kalau memang mau naik sewa tidak apa-apa. Saya rasa pedagang tak masalah. Daripada kami pindah tak tahu kemana," kata Paulus. "Harusnya kami itu dibina. Dahulu lokasi ini tidak sebagus sekarang. Kami banting tulang membangun."

(Baca juga: Pengelola Lapo Senayan berharap diizinkan buka hingga Lebaran)

Paulus mengatakan kenaikan harga sewa di lokasi itu dilakukan secara bertahap. Pada 2001 harga sewa per meter hanya Rp20ribu dan naik menjadi Rp30ribu hingga akhir 2016.

Secara terpisah, Kepala Unit II PPKGBK Zainul Arifin membenarkan bahwa biaya sewa di lokasi termasuk murah dibandingkan wilayah lain di Senayan. Biaya tersebut disetorkan langsung dan resmi oleh para pedagang ke pihak pengelola GBK.

Namun sejak 15 Desember 2016, para pedagang diminta tidak membayar biaya sewa menyusul akan ditutupnya kawasan kuliner itu guna pembangunan fasilitas Asian Games 2018.

"Itu resmi dan ada kuitansi sebagai bukti. Namun mereka sudah tidak perlu membayar sejak 15 Desember 2016 dan diberikan waktu untuk pengosongan hingga tenggat 28 Februari 2015," kata Arifin saat dikonfirmasi ANTARA News.

(Baca juga: Meja favorit Ruhut, Maruarar, dan Yasona di Lapo Senayan)

Pewarta: Alviansyah P
Editor: Monalisa
Copyright © ANTARA 2017