proyek kami benar-benar telah diputuskan sebelum itu (Trump jadi presiden)
New York (ANTARA News) - Pengusaha nasional Hary Tanoesoedibjo yang menjadi salah satu mitra bisnis Presiden Amerika Serikat terpilih Donald Trump di Indonesia, menepis kekhawatiran lembaga-lembaga etik di AS bahwa kesepakatan-kesepakatan bisnis Trump di luar negeri rentan dari benturan kepentingan.

Bos MNC Group itu disebut Reuters tengah membangun dua resort mewah di Indonesia yang akan dikelola oleh Trump Hotel Collection, anak perusahaan Trump Organization.

Reuters melanjutkan, seperti halnya Trump, Hary yakin perpolitikan nasional Indonesia dapat menarik manfaat dari ketajaman bisnisnya. Hary mengaku saat ini dia membaktikan separuh dari 16 jam aktivitas sehari-harinya untuk Partai Perindo dan upaya-upaya politik lainnya.

"Kami tidak menambahkan satu proyek pun sejak dia (Trump) memutuskan mencalonkan diri menjadi presiden, sehingga saya kira tidak ada konflik kepentingan," kata Hary dalam sebuah wawancara di Trump International Hotel di  Manhattan di mana dia tinggal sebelum menghadiri pelantikan Trump di Washington, esok Jumat.

"Konflik kepentingan terjadi manakala jika setelah dia menang Pemilu dan kemudian kami memutuskan menambahkan proyek baru. Saat itulah kita disebut berada di wilayah abu-abu," kata dia. "Tetapi proyek kami benar-benar telah diputuskan sebelum itu (Trump jadi presiden)."

Hary menyatakan dia menandatangani kesepakatan bersama Trump pada awal 2015, jauh sebelum Pemilu AS 2016.

Jalan tidak biasa Trump ke Gedung Putih sebagai pengusaha yang sama sekali tidak punya pengalaman politik dan keputusannya mempertahankan kepemilikan perusahaan-perusahaannya telah membuatnya berkonflik dengan lembaga-lembaga etik.

Walter Shaub, direktur Badan Etik Pemerintah AS (OGE), tak berhasil mendesak Trump mendivestasikan asset-asset yang berpotensi menuai benturan kepentingan.

Trump sudah menegaskan bahwa perusahaannya tidak akan membuat satu pun kesepakatan bisnis sepanjang dia menjabat presiden AS dan bahwa dua putranya, Donald Jr. dan Eric, akan mengambil alih perannya dalam mengelola bisnis.

Seperti dilaporkan Reuters, Hary mengaku telah bertemu dengan dua anak Donald Trump itu selama dua setengah jam Rabu pagi waktu AS di Trump Tower untuk membahas kemajuan pembangunan resort. Menurut Hary, Donald Jr. akan ke Indonesia musim panas ini.

Reuters menulis, MNC membenamkan modal antara 500 juta dolar AS dan 1 miliar dolar AS untuk membangun dua resort di mana satu berada dekat Jakarta (Lido) dan satunya lagi di Bali. Trump Hotel akan mengelola beberapa hotel mewah, padang golf dan country club di dua proyek itu. Semua itu semestinya sudah operasional awal 2019, kata Hary seperti dikutip Reuters.

Hary, menurut Reuters, berkeberatan dengan asumsi bahwa hubungan AS-Indonesia akan berubah di bawah pemerintahan Trump. Sebaliknya menyambut kesediaan Trump untuk memperluas mitra dagang AS yang disebutnya kesepakatan bisnis yang lebih baik.

"Ketika AS menekan terlalu keras negara besar seperti China atau mungkin sebuah negara Eropa maka itu dapat menciptakan situasi di mana negara itu mungkin mengalihkan investasi mereka ke negara lain, dan potensial ke Indonesia," kata Hary.

Dalam wawancara itu Hary juga ditanya soal apakah dia akan mencalonkan diri pada pemilihan presiden 2019. Hary hanya menjawab akan memutuskan apakah dia akan mencalonkan atau tidak, sebelum akhir tahun ini. Namun Hary mengaku kemenangan Trump itu telah menginsprasi calon presiden yang minim pengalaman politik.

"Mungkin suatu hari nanti saya akan meminta nasihat politik kepada dia," kata Hary seperti dikutip Reuters.

Editor: Jafar M Sidik
Copyright © ANTARA 2017