Istanbul (ANTARA News) - Pria yang diduga menewaskan 39 orang di sebuah kelab malam Istanbul pada Malam Tahun Baru mengklaim bahwa dia menerima perintah menyerang dari kelompok ISIS di Suriah menurut laporan media setempat pada Rabu (18/1).

Pihak berwenang Turki pada Senin menahan Abdulgadir Masharipov (34), yang menjadi buron selama 17 hari menyusul serangan yang diklaim oleh kelompok ISIS. Mereka juga menangkap seorang pria Irak dan tiga perempuan asal Mesir, Senegal, dan Somalia.

Para pejabat mengidentifikasi pelaku sebagai warga Uzbekistan yang mendapat pelatihan di Afghanistan, mengatakan bahwa dia mengaku melancarkan serangan tersebut dan sidik jarinya cocok dengan pelaku di tempat kejadian.

Pria tersebut, yang menggunakan nama alias Ebu Muhammad Horasani, mengatakan kepada polisi bahwa dia masuk ke Turki melalui Iran pada Januari 2016 dan pindah ke pusat kota Konya menurut warta surat kabar Hurriyet.

"Ketika saya berada di Konya, perintah datang dari kota Raqa (kota di Suriah) untuk melancarkan serangan di Taksim (alun-alun di Istanbul)," katanya kepada polisi Turki. Raqa dianggap ISIS sebagai ibu kota mereka di Suriah.

Dia kemudian pindah ke Istanbul pada 16 Desember dan memantau tempat yang cocok untuk melancarkan serangan.

"Saya tiba di Taksim pada Malam Tahun Baru tapi pengamanannya sangat intensif. Tidak mungkin untuk melancarkan serangan," katanya.

"Saya kembali mengontak orang yang memberi saya perintah dan kami sepakat Taksim tidak cocok untuk serangan. Saya diperintahkan mencari target baru di area tersebut."

Tersangka kemudian mengatakan bahwa dia lantas naik taksi di sepanjang pantai Bosphorus sekitar pukul 1900 GMT ketika dia menemukan kelab malam Reina.

"Pengamanannya terlihat tidak ketat. Saya jelaskan situasinya ke orang yang memberi saya perintah dan memberi tahu bahwa Reina sesuai."

"Dia sepakat dan meminta saya melancarkan serangan ke Reina," kata pria itu kepada polisi sebagaimana dikutip Hurriyet.

Setelah mendapat lampu hijau dari anggota ISIS di Suriah, tersangka naik taksi ke daerah Zeytinburnu di Istanbul, mengambil senjata dari rumah dan datang kembali untuk menyerang klub.

Wakil Perdana Menteri Turki Numan Kurtulmus mengatakan dia berharap pria yang ditangkap bisa mengungkap kekuatan di belakangnya.

"Kami mengharapkan pengungkapan detail mengenai siapa kekuatan yang ada di belakang dia, siapa yang memandu penyerang atau mengarahkan penyerang menuju ke sana," katanya seperti dikutip Anadolu.

Polisi Turki pada Rabu menahan 27 tersangka, termasuk 29 anak-anak, dalam penggerebekan anti-ISIS menyasar tujuh alamat di Bursa menurut laporan Anadolu.

Para tersangka diyakini berhubungan dengan serangan Reina.

Pembunuhan massal di kelab malam elite hanya 75 menit menuju 2017 mengguncang Turki, yang sudah menghadapi serangkaian serangan selama 2016 menurut warta kantor berita AFP. (hs)


Editor: Maryati
Copyright © ANTARA 2017