Denpasar (ANTARA News) - Pengamat masalah pertanian Dr. Ir. Gede Sedana, MSc menegaskan perlu berbagai upaya dan terobosan dalam menjamin kestabilan harga cabai di pasaran.

"Kebijakan dan terobosan itu sangat penting, mengingat hampir setiap tahun masyarakat di Indonesia dihebohkan dengan kenaikan harga cabai," kata Dr Gede Sedana yang juga Dekan Fakultas Pertanian Universitas Dwijendra Denpasar, Kamis.

Ia mengatakan, untuk itu diperlukan adanya identifikasi faktor penyebab naiknya harga cabai di pasaran, baik dari sisi produsen (petani), pedagang perantara dan konsumen.

Dari sisi produsen, produksi cabai pada beberapa bulan terakhir ini semakin berkurang akibat faktor cuaca yang kurang mendukung.

"Anomali cuaca, terutama turunnya hujan mengakibatkan panen cabai tidak maksimal, bahkan mengalami gagal panen," ujar Gede Sedana.

Demikian pula intensitas sinar matahari yang terbatas mengakibatkan produktivitas cabai menurun. Demikian pula adanya serangan hama dan penyakit, misalnya hama thrips dan lalat yang mengakibatkan menurunnya produktivitas dan kualitas cabai.

"Rendahnya produksi juga akibat tidak adanya perencanaan produksi yang komprehensif atau semesta di tingkat petani," ujar Gede Sedana.

Hal itu menyebabkan dalam suatu wilayah dan antar wilayah pada bulan-bulan tertentu terdapat kelebihan produksi di pasaran sehingga harga rendah.

Sebaliknya pada bulan-bulan tertentu terjadi kekurangan persediaan cabai sehingga secara otomatos harga cabai meroket.

Penurunan produktivitas cabai yang dibarengi adanya permainan spekulan seperti tengkulak untuk ikut bermain dalam tata niaga cabai menyebabkan posisi tawar petani lemah dalam menentukan harga pasar, ujar Gede Sedana.

Pewarta: IK Sutika
Editor: Tasrief Tarmizi
Copyright © ANTARA 2017