Jakarta (ANTARA News) - Mensesneg Pratikno mengungkapkan mantan Presiden BJ Habibie menyarankan Presiden Joko Widodo (Jokowi) agar memberikan prioritas bagi pengembangan teknologi yang mempunyai nilai tambah tinggi.

"Pak Habibie memberikan masukan kepada Presiden untuk bagaimana memberikan prioritas bagi pengembangan teknologi yang mempunyai nilai tambah yang tinggi," kata Pratikno ditemui di Gedung Utama Setneg Jakarta, Kamis.

Pratikno yang mendampingi Presiden Jokowi dalam pertemuan tersebut mengatakan ada beberapa hal teknis yang dibicarakan.

"Tadi ada beberapa hal teknis mengenai pembuatan pesawat terbang dan lain-lain," kata Pratikno.

Sementara itu Presiden Jokowi menyatakan setuju bahwa Indonesia harus mengembangkan industri dengan nilai tambah tinggi.

"Kalau konsen Pak Presiden itu bagaimana pengembangan industri bisa memberi konsekuensi luas kepada penyerapan tenaga kerja, meningkatkan nilai tambah ekonomi sekaligus memberikan pekerjaan bagi generasi muda kita," katanya.

Pratikno juga mengungkapkan pertemuan Jokowi-Habibie itu juga merupakan pertemuan silaturahmi karena sudah lama tidak berjumpa.

"Pak Habibie kan sudah tiga bulan di luar negeri, beliau silaturahmi, terus sharing dengan Presiden mengenai kondisi sosial di Indonesia, khususnya mengenai Pancasila, pluralisme dan teknologi," kata mantan Rektor UGM Yogyakarta itu.

Menurut dia, Habibie mengatakan kepada Pak Presiden bahwa Indonesia memiliki modalitas besar untuk menjaga kehidupan yang toleran.

"Masyarakat muslim Indonesia adalah muslim yang toleran. Jadi Pak Habibie meyakinkan Presiden bahwa kekuatan kita menjaga Bhinneka Tunggal Ika itu kuat," kata Pratikno.

Ia mengungkapkan pertemuan Presiden Jokowi dengan Try Sutrisno dan Habibie pada Kamis ini merupakan pertemuan yang memang didahului adanya permohonan audiensi dari dua tokoh itu.

"Kebetulan Pak Try Sutrisno dan Pak Habibie kan memang mengajukan permohonan audiensi kepada Presiden dan langsung kita jadwalkan," katanya.

Ia menyebutkan hingga saat ini pihaknya belum menerima permohonan audiensi dari mantan pejabat negara lain.

Pewarta: Agus Salim
Editor: Kunto Wibisono
Copyright © ANTARA 2017