Jakarta (ANTARA News) - Forum ekonomi dunia atau World Economic Forum (WEF) 2017 dinilai sebagai ajang untuk memahami transformasi sistem produksi di tingkat global, demikian disampaikan Dirjen Pengembangan Akses Industri Internasional (PAII) Kementerian Perindustrian Harjanto.

"Pada dasarnya, aktivitas produksi tersebut akan mempengaruhi struktur ekonomi pada tingkat global, regional, dan nasional,” kata Harjanto melalui keterangan tertulis diterima di Jakarta, Kamis.

Harjanto menyampaikan hal tersebut saat mendampingi Menteri Perindustrian Airlangga Hartarto pada WEF 2017 di Davos, Swiss.

Ia mengatakan, WEF juga menjadi wadah untuk menjalin kerja sama, serta membangun proyek percontohan untuk mendorong inovasi produksi global dan tenaga kerja secara berkesinambungan. Beberapa upaya prioritas yang akan dilakukan, antara lain fokus pada riset dan informasi, serta meningkatkan kesiapan proses transfer teknologi.

Selanjutnya, memperluas pengetahuan tentang produksi, menciptakan jenjang karir produksi termasuk di dalamnya peningkatan kemampuan dan pendidikan, yang mengutamakan public private partnership pada sektor riil, serta mendorong inovasi dan pertumbuhan.

Harjanto menjelaskan, rantai industri menurut forum ekonomi dunia ini meliputi produk-produk barang dan jasa dengan melibatkan beberapa aktivitas mulai dari pengelolaan bahan baku, perakitan, distribusi, penggunaan oleh konsumen, sampai dengan proses daur ulang. “Oleh karenanya, proses industri itu tidak hanya terpusat pada proses manufacturing, karena pada saat ini masalah lingkungan dan inisiatif berkelanjutan tidak dapat dipisahkan,” ujarnya.

Ia menambahkan, pada WEF 2017 dibicarakan mengenai antisipasi perubahan teknologi pada sektor industri manufaktur dengan memanfaatkan teknologi informasi yang dapat mengubah sistem produksi global serta mengurangi gelombang kompetisi baru diantara produsen dan negara-negara di dunia.

Pewarta: Sella Panduarsa Gareta
Editor: Ruslan Burhani
Copyright © ANTARA 2017