Kuala Lumpur (ANTARA News) - Menteri Luar Negeri Indonesia Retno Marsudi mengatakan Indonesia memberikan saran konstruktif kepada anggota Organisasi Kerja sama Islam (OKI) dalam menyelesaikan konflik minoritas Muslim Rohingnya di Myanmar.

"Bagaimana membangun toleransi dan harmoni karena di Rakhine State ada satu konflik yang sifatnya horizontal. Trust antara komunitas Muslim dan Buddha juga harus dibangun oleh karena itu Indonesia akan menyampaikan saran konstruktif kepada OKI," ujar Retno sebelum pembukaan Sidang Istimewa Dewan Menteri Luar Negeri OKI Tentang Situasi Komunitas Muslim Rohingnya di Kuala Lumpur, Kamis.

Retno menegaskan pendekatan konstruktif ini sudah dilakukan Indonesia, karena Indonesia sudah mengirimkan sepuluh kontainer bantuan makanan pakaian ke Myanmar.

"Saya dari Kuala Lumpur akan terbang ke Yangoon untuk mengadakan pertemuan kemudian saya akan terbang ke Ibu Kota Rakhine State dan disitu saya akan meresmikan dua sekolah baru yang dibangun oleh masyarakat Indonesia," tuturnya.

Jadi, ujar Retno, Indonesia sudah memiliki enam sekolah dan Sekolah Indonesia ini tidak saja terbuka untuk komunitas Muslim, tetapi juga untuk komunitas Hindu.

"Kita berusaha sekali lagi membantu membangun toleransi dan harmoni dari akar rumput bahwa perbedaan itu tidak ada masalah," ujarnya.

Retno menyatakan pihaknya juga sudah mengikuti "Senior Official Meeting"(SOM) Kamis ini.

"Dari pertemuan dengan beberapa menteri luar negeri dan ketua delegasi serta saya juga bertemu dengan Sekjen OKI Dr Yousef Bin Ahmad Al-Othaimeen kurang lebihnya mereka setuju dengan pendekatan konstruktif dalam menyelesaikan isu Rohingnya dan mereka berharap banyak terhadap peran Indonesia yang sudah demikian besar dalam menyelesaikan isu Rakhine State," jelasnya.

Retno menegaskan hasil pertemuan OKI akan disampaikan ke Myanmar dan Indonesia akan berupaya memainkan peranan sebagai jembatan terhadap siapa saja yang memerlukan karena pihaknya sudah melakukan banyak hal di Myanmar.

"Kita siap membantu masyarakat Muslim dan membantu Myanmar menyelesaikan masalah itu. Karena itu, selain bantuan kemanusiaan kami juga sudah sampaikan ke Myanmar untuk kerja sama dalam pelatihan polisi, berbagi pengalaman militer kita ke militer Myanmar, dialog antar-iman (interfaith), saya sudah bicara dengan meneteri Uni Emirat Arab untuk membahas masalah ini," paparnya.

Terkait dengan pengungsi Rohingnya yang menyeberang ke Bangladesh, dia mengatakan hal tersebut sudah dibahas saat utusan Myanmar berkunjung ke Bangladesh.

"Jadi pengiriman utusan khusus itu juga tindak lanjut hasil pertemuan saya dengan Aung San Su Kyi, dan setelah itu saya terbang ke Bangladesh. Apakah memungkinkan Myanmar mengirimkan special envoy untuk bicara dengan Bangladesh di Bangladesh juga saya sampaikan. Akhirnya terjadi pengiriman State Councelor ke Dhaka membahas masalah penyeberangan," tambahnya.

Yang membuat senang, ujar dia, mereka bisa berkomunikasi untuk mengelola perbatasan kedua negara.

Pewarta: Agus Setiawan
Editor: Ruslan Burhani
Copyright © ANTARA 2017