Kami tidak mau mencampuri proses investigasi yang dilakukan KPK...
Jakarta (ANTARA News) - Manajemen PT Garuda Indonesia Tbk (Persero) mengharapkan kasus suap yang menyeret mantan direktur utama Garuda Emirsyah Satar sebagai tersangka dalam pembelian mesin jet produksi Rolls Royce, tidak mempengaruhi harga saham perusahaan itu di Bursa Efek Indonesia.

"Kami berharap penurunan harga saham tidak akan lama karena secara kinerja tidak ada alasan saham Garuda turun. Kalaupun ada faktor lain karena kasus suap, itu merupakan permasalahan pribadi tersangka bukan karena kinerja manajemen sekarang ini," kata Vice President Corporate Communication Garuda Indonesia Benny S. Butarbutar kepada wartawan di Jakarta, Jumat.

Kemarin, beberapa saat setelah Komisi Pemberantasan Korupsi (KPK) mengumumkan Emirsyah Satar menjadi tersangka kasus indikasi suap terkait pengadaan pesawat dan mesin pesawat, harga saham Garuda sempat anjlok untuk ditutup pada level Rp346 per saham, tergerus 2,26 persen dari harga hari sebelumnya Rp362.

Menurut Benny, pergerakan harga saham yang langsung direspon negatif oleh pasar diharapkan tidak berlangsung lama.

"Investor tentu memiliki perhitungan yang baik karena kinerja keuangan Garuda dan layanan berkualitas dan berskala global terus menjadi pertimbangan para investor," kata Benny.

Baca Juga : Suap Rolls-Royce, yang dituduhkan dan yang diakui

Selain itu, kata Benny, dari sisi keuangan, dalam setahun terakhir Garuda telah tumbuh signifikan dari rugi sekitar Rp4 triliun menjadi positif pada 2016. Hal ini menjadi dasar sejumlah lembaga memberikan penghargaan kepada Garuda karena menjadi maskapai yang memberikan pelayanan berkualitas.

Baca Juga : KPK, Garuda tayangkan film antikorupsi di tiap penerbangan

Mengenai kasus suap itu, Benny menyerahkan sepenuhnya kepada KPK.

"Kami tidak mau mencampuri proses investigasi yang dilakukan KPK, kita menghormati hukum dan bersikap kooperatif jika memang diperlukan dalam penanganan kasus ini," tegas Benny.

Pewarta: Royke Sinaga
Editor: Jafar M Sidik
Copyright © ANTARA 2017