Jakarta (ANTARA News) - Kemitraan bisnis antara Ketua Umum Partai Persatuan Indonesia (Perindo) Hary Tanoesoedibjo dengan Presiden Amerika Serikat terpilih Donald Trump setidaknya bisa membuat partai politik lain di Indonesia merasa cemas.

Bos MNC Group itu dijadwalkan hadir pada pelantikan Presiden Amerika Serikat ke-45 Donald Trump pada Jumat (20/1) waktu Washington DC atau Sabtu (21/1) WIB. (Baca juga: Hary Tanoesoedibjo pastikan hadiri pelantikan Donald Trump)

Hary Tanoe juga dikabarkan tengah membangun dua resort mewah di Indonesia yang akan dikelola oleh Trump Hotel Collection, anak perusahaan Trump Organization.

Ubedilah Badrun, pengamat politik Universitas Negeri Jakarta, mengatakan akan muncul kecemasan dari partai politik lain di Indonesia apabila ada dukungan politik dari Donald Trump kepada Hary Tanoe.

"Kedekatan Haru Tanoe (HT) dan Donald Trump sedikit mempengaruhi kecemasan partai politik lain, terutama jika Trump benar-benar mendukung HT," kata Ubedilah Badrun kepada ANTARA News, Kamis (19/1).





Kendati demikian, kecemasan partai politik lain juga tergantung dengan dinamika politik nasional menjelang pemilu 2019.

Menurut Ubedilah, kecemasan itu hanya akan dirasakan para politisi. Kelompok pebisnis dan masyarakat pada umumnya tidak akan merisaukan kedekatan bisnis Hary Tanoe dengan Trump.

"Para pebisnis tingkat kecemasannya lebih rendah dibanding politisi dan masyarakat. Sebab pebisnis lebih melihat bisnis adalah bisnis," kata dia.

Secara terpisah, pengamat komunikasi politik Universitas Paramadina, Hendri Satrio, berpendapat saat ini partai-partai politik di Indonesia sedang mengamati manuver Partai Perindo.

"Kalau 'panas-dingin' ke Perindo enggak usah pakai Trump," kata Hendri Satrio.

Ia melanjutkan, "Dengan manuver Perindo saat ini saja, parpol lain pasti sangat memperhatikan dan pasti menyimak betul pergerakan itu."


Peluang capres


Di sisi lain, Ubedilah dan Hendri meyakini Hary Tanoe berpeluang mencalonkan diri sebagai presiden pada pemilu mendatang kendati kecil peluang untuk menang.

Ubedilah menjelaskan peluang Hary Tanoe mencalonkan diri pada Pemilu 2019 karena tiga hal;

Pertama, Hary Tanoe memiliki financial capital (modal finansial) yang cukup. Kedua, memiliki modal politik dan jaringan yang luas. Ketiga, marketing politik yang masif karena memiliki media massa yang besar.

"Hal itu dapat mendorong partai politik lain memberikan dukungan politik (kepada Perindo)," kata dia.

"Kalau nyapres mungkin, tapi apakah menang? Itu hal lain yang sangat berat bagi Hary Tanoe untuk memenangkan pilpres," ucap Ubedilah.

Di sisi lain, Hendri mengatakan peluang Hary Tanoe untuk mencalonkan diri masih kecil dan belum melihat langkah yang jelas dari Perindo untuk 2019.

"Harus diapresiasi bila ada anak bangsa maju nyapres. Sebaiknya tidak bicara peluang dulu saat ini, sebab bila bicara saat ini peluangnya kecil, oleh karena itu perlu ada arah program yang jelas menuju ke sana," pungkas Hendri.


Editor: Monalisa
Copyright © ANTARA 2017