Palangka Raya (ANTARA News) - Ratusan warga Suku Dayak Kalimantan Tengah (Kalteng) melakukan aksi turun ke jalan meminta agar front pembela Islam (FPI) segera dibubarkan karena dianggap menimbulkan perpecahan di Negara Kesatuan Republik Indonesia (NKRI).

"Permintaan membubarkan ini juga tindaklanjut sikap Suku Dayak tiga tahun silam yang menolak FPI datang dan terbentuk di provinsi ini. Kita melihat FPI tidak berubah, justru semakin radikal," kata koordinator aksi Bachtiar Effendi di sela-sela aksi di Bundaran Besar kota Palangka Raya, Jumat.

Ratusan warga suku dayak dari berbagai organisasi yang tergabung di Forum Masyarakat Adat Dayak Kalimantan Tengah (FMAD-KT) melakukan aksi karena menilai FPI sudah berkali-kali menimbulkan keonaran.

Bachtiar yang juga Ketua FMAD-KT mengatakan jika dibiarkan dan tidak segera dibubarkan, dikhawatirkan akan menimbulkan perpecahan antar masyarakat.

"Fakta membuktikan bahwa FPI telah menimbulkan keonaran. Penolakan kami tiga tahun silam terhadap kedatangan dan dibentuknya FPI di Kalteng bukan menjadi pelajaran, malah semakin membuat keonaran. FPI harus dibubarkan," tegasnya.

Selain meminta FPI dibubarkan, masyarakat suku Dayak Kalteng menyatakan siap berada di garda terdepan membantu Pemerintah membubarkan organisasi radikal lainnya yang memicu keonaran bahkan mengarah pada perpecahan bangsa.

Bachtiar mengatakan masyarakat suku Dayak maupun suku lain di provinsi berjuluk "Bumi Tambun Bungai-Bumi Pancasila" ini telah sepakat dan tegas menolak paham radikalisme tumbuh di Indonesia, khususnya Kalteng.

"Kami juga menolak berbagai macam tindakan intoleran dan menjunjung tinggi falsafah hidup damai dalam Huma Betang. Sikap ini jelas dan tanpa kompromi. NKRI harga mati bagi masyarakat suku dayak Kalteng," demikian Bachtiar. 

Pewarta: Jaya Wirawana Manurung
Editor: Monalisa
Copyright © ANTARA 2017