Madiun, Jawa Timur (ANTARA News) - Penjualan cabai rawit merah di sejumlah pasar tradisonal di Kota Madiun merosot tajam akibat tingginya harga komoditas ini yang masih berada pada kisaran Rp95 ribu- Rp100 ribu per kilogram.

Salah satu pedagang cabai di Pasar Besar Madiun, Kesi, mengungkapkan sebelum harga  naik, ia punya stok cabai 20 kg per hari. Namun, setelah harga melejit, ia hanya bisa menjual lima kg saja.

"Pembeli semua mengurangi belanjanya. Pelanggan juga membeli cabai hanya setengah, bahkan hanya seperempat kilogram saja," ujar Kesi kepada wartawan.

Hal sama dikatakan Yatin. "Harga cabai masih mahal. Akibatnya orang-orang atau pembeli tidak mau beli dalam jumlah besar," kata Yatin.

Ia menjelaskan, kenaikan harga cabai terjadi karena minimnya pasokan dari petani akibat musim hujan yang membuat cabai mudah busuk dan gagal panen.

Sedangkan di Pasar Sleko, masih kota yang sama, para pedagang memutuskan mengurangi stok seperti  dilakukan Kartini yang sejak harga cabai naik sampai Rp80.000 telah mengurangi jualannya.

"Sebelumnya, bisa menjual hingga mencapai 10 sampai 15 kilogram cabai rawit per hari. Sekarang bisa lebih dari lima kilogram saja, sudah bagus," kata Kartini.

"Dulu uang Rp25 ribu hingga Rp30 ribu sudah dapat satu kilo, sekarang hanya seperempat kilogram saja," timpal seorang pembeli bernama Sukmawati.

Para pedagang dan konsumen berharap kondisi kembali seperti dulu ketika harga cabai normal.

Pewarta: Louis Rika Stevani
Editor: Jafar M Sidik
Copyright © ANTARA 2017