Ttipoli (ANTARA News) - Sebuah bom mobil meledak pada Sabtu malam di dekat Kedutaan Besar Italia yang baru dibuka kembali di ibu kota Libya, Tripoli, menurut petugas keamanan.

Belum diketahui pihak yang bertanggungjawab atas ledakan tersebut. Dua jasad yang hangus ditemukan di mobil tersebut menurut pernyataan Bulan Sabit Merah cabang setempat di halaman sosial medianya, namun identitas jasad itu belum diketahui.

Ledakan juga merusak sejumlah kendaraan yang diparkir di dekat tempat kejadian, tetapi kerusakan akibat ledakan yang terdengar hingga jarak satu kilometer itu terbatas.

Petugas keamanan yang tidak bersedia disebut namanya mengatakan bahwa tampaknya bahan peledak ditanam di mobil itu.

Ledakan terjadi di dekat kantor Kementerian Perencanaan dan berdekatan dengan Kedutaan Besar Mesir yang tutup. Kedutaan Besar Italia hanya sekitar 350 meter jauhnya dari tempat ledakan.

Wartawan kantor berita Reuters di tempat kejadian melaporkan bahwa jalan-jalan di dekat lokasi ledakan telah ditutup, dan puluhan petugas keamanan dan kendaraan telah dikerahkan ke tempat itu. Rongsokan mobil yang meledak segera disingkirkan.

Italia menjadi negara Barat pertama yang membuka kembali kedutaan besarnya di Tripoli awal bulan ini, sementara kebanyakan negara masih menutup kantor mereka sejak 2014 dan awal 2015 setelah peristiwa serangan dan pertempuran gencar pada 2015 terjadi di kota itu.

Di Tripoli ada banyak kelompok militan dan sebagian menentang Pemerintahan Kesepakatan Nasional (Government of National Accord/GNA) dukungan Perserikatan Bangsa-bangsa (PBB) yang juga sangat didukung oleh Italia.

Kelompok ISIS diketahui mempunyai sel-sel tidur di Tripoli dan telah mengklaim serangan-serangan pada masa lalu di sana, termasuk serangan ke kedutaan-kedutaan.

GNA belum lama ini mendukung kampanye tujuh bulan untuk mengusir ISIS dari Sirte, bekas benteng pertahanannya di Afrika Utara, sekitar 450 kilometer di timur Tripoli.

Pembukaan kembali Kedutaan Besar Italia di sana mengundang protes dari faksi di Libya timur yang menentang GNA dan bersekutu dengan pemerintahan rival yang berbasis di sana. (Uu.M007)




Editor: Maryati
Copyright © ANTARA 2017