Bogor (ANTARA News) - "Jadilah Prajurit-prajurit Zeni sejati yang siap membangun negeri mengawal NKRI" begitu bunyi pesan yang ditulis oleh Presiden Joko Widodo usai mengikuti Kejuaraan Panahan Bogor Terbuka atau Bogor Open Archery Championship 2017 di Lapangan Pusdikzi, Kota Bogor, Jawa Barat, Minggu.

Tulisan tangan dibubuhi tanda tangan orang nomor satu di Republik Indonesia, juga dilengkapi dengan tanggal pembuatan menandakan waktu pesan tersebut dituliskan di papan putih berbingkai ukiran kayu serta ornamen dan logo Wiyata Ksatria Bhakti.

Keikusertaan Presiden dalam kejuaraan panahan tersebut mengejutkan semua pihak, termasuk para peserta kejuaraan yang baru mengetahui keikutsertaan presiden setelah tiba di lokasi lomba di hari pertama.

Presiden mengaku, keikutsertaannya hanya sebagai pengembira, dan berharap kehadirannya dapat memberikan dorongan serta semangat bagi para atlet muda panahan untuk mengukir prestasi lebih baik lagi.

"Saya sebagai penggembira, bisa mendorong semua atlet panahan baik yang masih junior maupun sudah senior, agar panahan ini betul-betul kita mumpuni agar prestasi kita bisa melompat," kata Presiden.

Tepat pukul 10.51 WIB, Presiden bersiap memasuki lapangan bersama 30 peserta lomba Kejuaraan Panahan Bogor Terbuka 2017 di kelas ronde nasional standar bow eksekutif. 

Presiden mendapatkan nomor urutan target 16. Selain Presiden ada juga Menteri Pemuda Olahraga Imam Nahrowi di nomor 12, di nomor urut 13 ada Sekretaris Daerah Kota Bogor Ade Syarip Hidayat.

Presiden dikawal dua anggota Zeni yakni Kolonel CZI Jamallulael yang menjabat sebagai Komandan Pusdiklat Zeni TNI AD, di nomor target 15 dan Kolonel CZI Ito Herdianto di nomor target 17.

Selama hampir satu jam, Presiden menuntaskan perlombaan yang terdiri dari enam seri, satu serinya setiap peserta diharuskan melepaskan enam anak panah dari busurnya dalam waktu empat menit di setiap serinya. Totalnya ada 36 anak panah yang dilesatkan ke titik sasaran.

Pada sesi uji coba, seluruh peserta termasuk Presiden mendapat kesempatan melakukan tiga kali uji coba melepaskan anak panah sebanyak 18 kali, atau enam anak panah setiap sesinya. 

Pada masa uji coba, anak panah Jokowi yang berwarna putih melesat di luar kertas target. 

Sesekali ada anak panah yang menembus garis biru, bahkan mendekati lingkaran merah. Tapi kebanyakan anak panah bersarang di luar kertas putih. 

Kemampuan Jokowi dalam memanah terlihat pada saat memasuki sesi pertama perlombaan, sasaran anak panahnya mampu memukau penonton, karena menyasar garis target, walau tidak tepat di tengah.

Di seri-seri berikutnya, sasaran anak panah milik Presiden dan peserta dari kalangan pemerintah lainnya mulai mengarah pada target. 

Setiap pergantian seri, Presiden mendapat arahan dari sang pelatih Rizal Barnadi. Ini yang membuat tembakan-tembakan anak panah berubah setiap serinya, bahkan dua kali menyentuh garis kuning.

"Hasilnya, nilai 107 loh, lebih dari 100, dan kena tepat di tengah titik x kuning tengah, tapi hanya sekali,P kata Presiden puas.

Presiden mengaku hampir tujuh bulan ia berlatih panahan, setiap Sabtu dan Minggu. Ia beralasan berlatih panah dua kali dalam seminggu untuk refresh diri sekaligus olahraga. Biasanya sebelum panahan saya, ia lari dulu dengan jarak tempuh sekitar tujuh kilo meter.

Menurut Presiden, kegemarannya terhadap panahan dari nilai filosofi yang ada di salah satu cabang olahraga ketangkasan tersebut yakni membutuhkan konsentrasi, fokus dalam mencapai target.

"Saya lihat panahan membutuhkan sebuah konstrenasi, fokus betul-betul konsentrasi, yang paling penting dalam setiap apapun ada target yang jelas, dan panahan ini targetnya jelas," katanya.

Oleh Laily Rahmawati
Editor: Aditia Maruli Radja
Copyright © ANTARA 2017