Tekanan jual terhadap dolar AS pada awal pekan ini (23/1) mendorong mata uang domestik mengalami apresiasi."
Jakarta (ANTARA News) - Nilai tukar rupiah yang ditransaksikan antar bank di Jakarta pada Senin sore bergerak menguat sebesar 41 poin menjadi Rp13.369, dibandingkan sebelumnya di posisi Rp13.410 per dolar AS.

"Tekanan jual terhadap dolar AS pada awal pekan ini (23/1) mendorong mata uang domestik mengalami apresiasi," kata Kepala Riset Monex Investindo Futures Ariston Tjendra di Jakarta, Senin.

Menurut dia, aksi pelaku pasar itu karena pidato Presiden AS Donald Trump pada saat pelantikan tidak menjelaskan secara rinci mengenai kebijakan politik dan ekonomi, terutama di sisi fiskal.

"Pasar menunggu penjelasan kebijakan stimulus fiskal di Amerika Serikat," katanya.

Di sisi lain, lanjut dia, harga minyak mentah dunia yang relatif stabil dengan kecenderungan menguat juga turut mendukung permintaan mata uang yang terkait dengan komoditas, seperti rupiah.

Terpantau harga minyak jenis WTI Crude pada Senin (23/1) ini berada di posisi 52,94 dolar AS per barel, dan Brent Crude di level 55,36 dolar AS per barel.

Kendati dmikian, ia mengatakan bahwa pelemahan dolar AS relatif masih terbatas menyusul sentimen kenaikan suku bunga acuan The Fed pada tahun ini sebanyak tiga kali, naikanya suku bunga di AS dapat memicu permintaan dolar AS meningkat.

Sementara itu, dalam kurs tengah Bank Indonesia (BI) pada Jumat ini mencatat nilai tukar rupiah bergerak menguat menjadi Rp13.372 dibandingkan Jumat (20/1) Rp13.382.

Pewarta: Zubi Mahrofi
Editor: Kunto Wibisono
Copyright © ANTARA 2017