Pontianak (ANTARA News) - Bank Indonesia Perwakilan Kalimantan Barat mengkaji dan mencari solusi untuk memotong panjangnya rantai distribusi yang menyebabkan harga tinggi, salah satunya mengembangkan pasar secara "online" melalui sebuah aplikasi di android.

"Kini kita berusaha untuk menemukan cara lain dalam memperpendek alur tersebut. Salah satu terobosan baru dengan meluncurkan sebuah aplikasi berbasis android di Kalbar yang bertujuan supaya para petani bisa mendistribusikan langsung hasil pertanian ke konsumen," ujar Kepala Kantor Perwakilan (KPw) BI Kalbar, Dwi Suslamanto di Pontianak, Senin.

Dwi menjelaskan, aplikasi yang direncanakan muncul pada tahun ini diyakininya mampu memangkas biaya distribusi petani menjadi lebih murah dan efektif.

"Misalnya, ada calon pembeli dari Pontianak ingin mengkonsumsi beras berkualitas bagus dari Kabupaten Sambas. Si pembeli tinggal pesan lewat aplikasi itu, nanti agen terdekat sebagai rekan petani di Sambas yang antar langsung ke pembelinya," kata Dwi.

Dengan adanya pasar secara online, selain bisa lebih menghemat biaya distribusi bagi petani, aplikasi tersebut juga menciptakan wiraswasta baru yang menjual cabai, beras, bawang merah, ikan dan sayur-sayuran di Kalbar.

Sebelumnya TPID Kalbar sudah memiliki beragam langkah dalam memotong pasokan komoditas yang panjang supaya mampu menekan inflasi, tetapi masih dinilai belum optimal.

"Ada Lembaga Distribusi Pangan Masyarakat, ada Toko Tani, ada juga agen Bulog. Tetapi persoalannya ada di tengkulak yang menekan harga rendah di petani dan mahal di konsumen," kata dia.

Pewarta: Dedi
Editor: Tasrief Tarmizi
Copyright © ANTARA 2017