Paris (ANTARA News) - Ibu kota Prancis pada Senin meluncurkan sebuah skema baru stiker berwarna untuk membatasi penggunaan mobil dalam usaha terbaru mereka mengurangi polusi udara.

Polusi udara di Paris selama ini disebut menyebabkan batuk berkelanjutan, iritas mata, dan hidung yang berair.

Sistem yang disebut dengan "CritAir" itu akan melarang seluruh kendaraan bermesin diesel yang terdaftar antara Januari 1997 hingga Desember 2000 di jalanan ibu kota, yang dapat dikenali dengan adanya stiker berwarna abu-abu yang tertempel di kaca depan. Sekitar enam persen dari sekitar 32 juta kendaraan di Prancis masuk dalam kategori tersebut.

Wali Kota Paris Anne Hidalgo mengatakan dia berharap larangan itu diperluas mulai Selasa hingga mencakup kendaraan-kendaraan yang terdaftar antara tahun 2001 hingga 2005, yang diberi stiker berwarna cokelat dengan porsi sekitar 14 persen dari jumlah keseluruhan kendaraan di Prancis, agar dapat memerangi polusi lebih jauh.

Masih belum jelas apakah keputusan akhir telah dicapai pada Senin malam.

Polusi udara dari kendaraan bermotor di Paris seringkali menyebabkan kabut berwarna kelabu di atas kota dan meningkatkan kekhawatiran dinas kesehatan setempat.

Tawaran adanya kendaraan umum gratis saat tingkat polusinya meningkat hanya berhasil secara terbatas. Pihak berwenang juga telah mencoba melarang kendaraan-kendaraan memasuki ibu kota saat tingkat polusi meningkat dengan cara pembedaan nomor polisi.

Seorang juru bicara otoritas kota Paris mengatakan kepolisian akan menganggap skema pewarnaan itu mudah untuk dipantau. Dia tidak menyebutkan berapa banyak mobil yang akan terpengaruh dalam kota itu.

Hidalgo juga meningkatkan biaya parkir kendaraan, melarang bebas parkir tiap hari Sabtu dan masa-masa liburan Agustus, dan mengubah jalan tol yang ada di kedua sisi Sungai Seine menjadi taman.

Pada Senin, sejumlah wilayah Prancis diselimuti oleh partikel-partikel berukuran sangat kecil yang dikeluarkan oleh kendaraan, terutama yang menggunakan bahan bakar solar.

"Saya sangat dapat merasakan polusinya. Saya memiliki anak-anak dan saya dapat melihatnya menempel di kulit dan rambut mereka. Sungguh disayangkan bahwa Paris yang kita sebut sebagai Kota Cahaya ini tidak dapat menangani permasalahan ini," seorang warga Paris, Marie, mengatakan kepada televisi Reuters.

"Saya belum pernah batuk namun hari ini terjadi pada saya, hidung saya berair, sangatlah tidak baik," ujar Henriette Robine, seorang warga lain.

(MBR/G003)

Editor: Monalisa
Copyright © ANTARA 2017