Jakarta (ANTARA News) - Wakil Ketua Komisi I DPR, Asril Tanjung, meminta menteri luar negeri menempuh jalur diplomatik kepada pemerintah Sudan, terkait tuduhan kepada pasukan perdamaian Indonesia terlibat penyelundupan senjata keluar negara itu.

"Kami minta Menlu, Bu Retno, lakukan pendekatan ke pemerintah Sudan agar masalah ini jelas," kata Tanjung, di Gedung Nusantara II, Jakarta, Selasa.

Dia mengatakan peristiwa itu memalukan Indonesia padahal pelakunya bukan pasukan perdamaian asal Indonesia.

Tanjung mengatakan, dia sudah menghubungi berbagai pihak dan melakukan pemeriksaan silan. Hasilnya TNI dan Kepolisian Indonesia tidak terlibat dalam kasus itu sehingga masih terus dilakukan penyelidikan.

Politisi Partai Gerindra itu mengatakan, Komisi I DPR akan memperdalam terkait kasus itu dengan memanggil menteri pertahanan dan panglima TNI.

"Selama ini PBB percaya kepada Indonesia dan kontingen pasukan perdamaian kita selalu mendapatkan penilaian terbaik," katanya.

Tanjung mengatakan Indonesia termasuk negara terbanyak yang mengirim kontingen pasukan perdamaian PBB dan selama ini tidak ada masalah terkait senjata.

Menurut pengalamannya sebagai ketua kontingen pasukan perdamaian Indonesia untuk Kamboja pada 1993, seluruh peralatan persenjataan dimasukkan dalam peti kemas atau dibawa terpisah dari prajurit.

"Persenjataan dipisahkan dari orang pemegangnya. Pasukan naik pesawat terbang tidak menggunakan senjata sesuai ketentuan PBB," katanya.

Sebelumnya ramai diberitakan, pemerintah di Darfur Utara menyebutkan pasukan Indonesia itu ditahan, Jumat waktu setempat (20/1), di Bandara El Fasher, Sudan. 

Secara reguler, Indonesia mengirimkan kontingen pasukan militer (Pasukan Gabungan PBB Penjaga Perdamaian di Darfur/UNAMID) dan polisi ke Darfur untuk menjaga perdamaian di sana dalam misi Gabungan Polisi PBB (FPU).

Semua berjalan baik, sampai ada kabar terjadi upaya penyelundupan keluar dari Sudan atas senjata dan amunisi yang disamarkan, termasuk mineral berharga.

Informasi dari Pusat Media Massa Sudan menyebutkan, senjata dan amunisi yang diselundupkan meliputi 29 senapan AK-47,  enam senapan GM3, dan 61 berbagai jenis pistol, dan juga berbagai amunisi dalam jumlah besar. 

Pewarta: Imam Budilaksono
Editor: Ade P Marboen
Copyright © ANTARA 2017