Bogor (ANTARA News) - Sebanyak 45 guru SMP di Kota Bogor, Jawa Barat mengikuti pelatihan pendidikan demokrasi yang diselenggarakan Dinas Pendidikan bekerjasama dengan Universitas Paramadina, Selasa.

Wali Kota Bogor, Bima Arya Sugiarto menyebutkan, pentingnya pendidikan demokrasi untuk membangkitkan rasa nasionalisme generasi muda Indonesia yang saat ini mulai mengalami degradasi karena pengaruh globalisasi.

"Pendidikan demokrasi ini penting untuk membangun kembali semangat nasionalisme anak bangsa," kata Bima.

Menurut Bima, situasi saat ini cukup memprihatinkan, membuat galau dan terbawa perasaan melihat kondisi bangsa yang kian memanas dengan berbagai isu yang beredar mulai dari isu SARA, Pilkada hingga Islam dikaitkan dengan demokrasi.

Kecenderungan masyarakat sekarang, lanjut Bima, mengalami degradasi demokrasi karena pengaruh liberal yang berfikir cepat dan instan, tanpa didasarkan membangun rasa nasionalisme.

"Di era orde baru, 'nation building' ini terjaga betul, karena otoriter pemimpin kala itu. Tetapi sekarang, rasa nasionalisme itu mulai letoy dan mengalami kemunduran," katanya.

Ia mengatakan, situasi saat ini masyarakat ramai mempertentangkan Islam dan demokrasi yang sudah sejak zaman dahulu telah dijawab oleh para pendiri bangsa, bahwa Islam dan Demokrasi itu sudah kompetibel.

"Saya percaya demokrasi itu sudah sunnatullah, karena Islam dan Demokrasi sudah kompetibel," katanya.

Melihat situasi saat ini, lanjut Bima, perlu kiranya para pendidik memahami ilmu demokrasi dan mengajarkannya kepada generasi muda sekarang untuk membangun kembali semangat nasionalisme.

"Ilmu demokrasi tidak didapat dari pendidikan formal, di era saya belajar demokrasi dari keteladanan informal, melalui orang tua, guru, dosen," katanya.

Plt Kepala Dinas Pendidikan Kota Bogor, Fachruddin menyebutkan, pelatihan pendidikan demokrasi merupakan hasil dari kajian yang dilakukan Universitas Paramadina untuk diimplementasikan ke masyarakat.

"Sifat dan jiwa demokrasi harus dimiliki setiap individu termasuk para tenaga pendidik dalam rangka berbangsa dan bernegara, saling menghargai dan mendengarkan," katanya.

Ia menyebutkan, guru yang ikut pelatih selama dua hari, akan menjadi rule model dalam menerapkan pendidikan demokrasi di kalangan sekolah. Diharapkan pendidikan demokrasi dapat menumbuhkan kembali semangat nasionalisme anak bangsa.

Pewarta: Laily Rahmawati
Editor: Tasrief Tarmizi
Copyright © ANTARA 2017