Jakarta (ANTARA News) - Presiden Joko Widodo meminta para pelaku usaha, khususnya BUMN, tetap optimistis karena faktor-faktor pendukung pertumbuhan ekonomi Indonesia semakin kondusif.

Hal itu disampaikan Presiden Jokowi saat meresmikan pembukaan Executive Leadership Program (ELP) bagi direksi BUMN yang digelar di Istana Negara Jakarta, Rabu.

"Yang ingin saya sampaikan adalah BUMN ini harus berani. Berani apa, kalau saya ya meningkatkan target investasi," kata Presiden Joko Widodo.

Kepala Negara mencontohkan pertumbuhan ekonomi Indonesia yang tetap baik di tengah melambatnya perekonomian global dan sulitnya situasi ekonomi yang dialami oleh banyak negara.

"Kita masih bisa tumbuh misalnya di kuartal kedua 5,18 di kuartal ketiga turun sedikit menjadi 5,02 persen. Kemudian kalau kita bandingkan dengan negara-negara G20 ya kita enggak jelek-jelek amat, masih nomor tiga kok kalah dengan India, kalah dengan RRT," katanya.

Pertumbuhan ekonomi itu, disebut Presiden lebih baik dibandingkan dengan negara-negara lain yang justru minus dan turun drastis.

Ia juga mencatat inflasi dalam dua tahun ini juga tergolong terkendali dari yang sebelumnya berkisar 8,5-9 persen bisa ditekan menjadi 3,02 persen pada 2016 dan 3,35 persen pada 2015 atau masih di bawah 4 persen.

"Kalau dibandingkan dengan pertumbuhan ekonomi yang paling penting kita enggak tekor, jangan sampai pertumbuhan ekonomi 6 tapi inflasi 9, untuk apa," katanya.

Pertumbuhan ekonomi Indonesia pada 2017, juga banyak diprediksikan akan berada di atas angka 5 persen.

"Artinya apa, di situ ada, kita harusnya ada rasa optimisme," katanya.

Kondisi itu juga didukung pendapatan negara yang diprediksikan akan meningkat pada 2017 dengan tingkat belanja negara yang juga tumbuh.

"Artinya kita harus optimis dengan angka-angka yang tadi saya sampaikan, kerja kok pesimis untuk apa. Kerja itu harus optimis tapi optimisme yang realistis, berpijak pada kondisi objektif," katanya.

Presiden sekaligus mengingatkan kondisi perekonomian dunia yang masih volatil dan gampang bergejolak.

Oleh karena itu, Presiden mengingatkan agar BUMN khususnya, untuk cepat merespons perubahan, melakukan transformasi digital, keluar dari zona nyaman, melakukan holdingisasi BUMN dengan perhitungan matang, merintis peluang bisnis baru, dan tetap good corporate governance.

Pewarta: Hanni Sofia Soepardi
Editor: Suryanto
Copyright © ANTARA 2017