Masih sedikit tinggi, karena ada dampak penyesuaian harga listrik 900 VA dan biaya mengurus STNK, SIM, BPKB
Jakarta (ANTARA News) - Bank Indonesia memerkirakan inflasi sepanjang Januari 2017 mencapai 0,69 persen (month to month/mtm), yang salah satu pemicunya adalah kenaikan tarif tenaga listrik untuk sebagian pelanggan 900 VA dan administrasi STNK.

"Masih sedikit tinggi, karena ada dampak penyesuaian harga listrik 900 VA dan biaya mengurus STNK, SIM, BPKB," ujar Direktur Eksekutif Departemen Kebijakan Ekonomi dan Moneter Bank Indonesia Juda Agung di kantornya, Jakarta, Jumat.

Juda mengatakan kenaikan biaya mengurus STNK, SIM, dan BPKB menyumbang sekitar 0,24 persen, sedangkan kenaikan tarif listrik untuk 900 VA menyumbang 0,1 persen terhadap inflasi.

"Baru terdampaknya dari tarif listrik yang prabayar, yang pasca-bayar baru Februari 2017," ujarnya.

Inflasi dari kelompok tarif yang diatur pemerintah (administered prices) seperti tarif listrik, dan komoditas gas diperkirakan BI akan menjadi penyumbang dominan terhadap inflasi tahun ini. Terdapat pula potensi kenaikan harga BBM yang disebabkan kenaikan harga minyak mentah dunia.

Dari kajian BI, harga minyak dunia pada 2017 akan berada di 47 dolar AS per barel dari harga pada akhir Desember 2016 yang sebesar 45 dolar AS per barel.

Mengantisipasi dampak dari tekanan "administered prices", BI dan pemerintah menjaga inflasi kelompok harga barang bergejolak (volatile food) di 4-5 persen dari 2016 yang sebesar 5,9 persen.

Inflasi keseluruhan tahun ini dijaga BI di rentang 3-5 persen, setelah pada 2016 inflasi sebesar 3,02 persen (year on year/yoy).

Pewarta: Indra Arief Pribadi
Editor: Fitri Supratiwi
Copyright © ANTARA 2017