Greifswald (ANTARA News) - Kanselir Jerman Angela Merkel pada Jumat mengatakan bahwa keamanan akan menjadi masalah besar dalam kampanye menjelang pemilihan umum federal pada 24 September saat ia mencalonkan diri kembali untuk masa bakti keempat.

Kekhawatiran tentang keamanan menyebar luas di Jerman setelah lebih dari satu juta pendatang, kebanyakan dari Timur Tengah dan Afrika, memasuki negara itu selama dua tahun belakangan. Masalah itu, bersama dengan beberapa serangan oleh pendatang, melebarkan dukungan kepada partai anti-imigran, Alternatif untuk Jerman (AFD).

"Orang merasa bahwa banyak hal berubah. Saya pikir, masalah keamanan akan memainkan peran kunci dalam beberapa bulan mendatang," kata Merkel pada pertemuan dengan partai konservatifnya, Kristen Demokrat (CDU), di kota timur laut, Greifswald.

Dia mengatakan bahwa itu menyangkut baik keamanan sosial maupun dalam dan luar negeri.

Jajak pendapat Forschungsgruppe Wahlen, yang diterbitkan pada Jumat, menunjukkan CDU dan partai Persatuan Sosial Kristen (CSU) akan meraih 36 persen suara jika pemilihan umum diadakan pada Minggu.

Jajak pendapat menempatkan mitra koalisi junior yang konservatif, Demokrat Sosial (SPD), pada angka 24 persen.

Merkel mengatakan dia optimis bahwa CDU dan CSU akan mampu memiliki program pemilu bersama. Kedua partai itu sering berselisih tentang cara memasukkan pendatang.

Sementara itu, menurut Biro Statistik Federal, jumlah penduduk Jerman tumbuh 600 ribu orang pada tahun lalu hingga jumlahnya saat ini mencapai 82,8 juta jiwa, sebagian besar disebabkan kedatangan pengungsi.

Dalam proyeksi awal untuk 2016, jumlah populasi telah melampaui catatan tertinggi 82,5 juta jiwa pada 2002, kata lembaga itu.

Total keseluruhan penduduk masih terbilang tinggi walau tingkat kematian telah melebihi jumlah kelahiran pada kisaran 150 ribu dan 190 ribu jiwa.

Angka kematian di Jerman melebihi jumlah kelahiran sejak 1972. Setidaknya jumlah kelahiran mencapai lima juta jiwa atau lebih sedikit dari angka kematian.

Namun, kecenderungan berbalik setelah lebih dari satu juta warga Afrika, Timur Tengah dan kawasan lainnya mengungsi ke Jerman pada 2015 dan 2016.

Banyak korban perang dan kemiskinan mengungsi ke negara itu karena Jerman dianggap memiliki perekonomian kuat, hukum yang melindungi hak pencari suaka, serta sistem kesejahteraan sosial memadai.

Walau demikian, sejak krisis utang terjadi di Eropa, Jerman juga didatangi banyak warga Yunani dan Spanyol.

Angka populasi salah satunya didapat dengan menghitung jumlah pengungsi yang tercatat di kantor pendaftaran.

Pencari suaka biasanya ditempatkan di pusat penerimaan sebelum dicatat identitasnya.

Pertumbuhan ekonomi yang stabil sejak 2010 serta kebijakan prokeluarga dalam beberapa tahun terakhir menjadi faktor peningkatan angka kelahiran, kendati jumlahnya masih berada di bawah angka kematian.

Pemerintah Jerman telah menerima kedatangan pengungsi yang jumlahnya kian meningkat dalam beberapa tahun terakhir.

Sekitar 28,7 miliar euro (306 triliun rupiah) disiapkan pemerintah untuk mendanai proses adaptasi satu juta pencari suaka di Jerman, kata kementerian terkait. Demikian laporan Reuters.

(Uu.G003/B002)

Editor: Tasrief Tarmizi
Copyright © ANTARA 2017