Ketika rakyat tidak puas dengan calon tunggal yang juga petahana (incumbent), boleh memilih kotak kosong. Sah!"
Semarang (ANTARA News) - Para sukarelawan pendukung kotak kosong dalam Pemilihan Bupati dan Wakil Bupati Pati 2017 menegaskan kampanye dukungan mencoblos kotak kosong adalah bagian demokrasi.

"Ketika rakyat tidak puas dengan calon tunggal yang juga petahana (incumbent), boleh memilih kotak kosong. Sah!" kata pendukung kotak kosong Pemilihan Bupati dan Wakil Bupati Pati 2017 Jumadi di Semarang, Sabtu.

Peserta pilkada di daerah itu hanya diikuti satu pasangan petahana, yakni Haryanto-Saiful Arifin yang diusung delapan partai politik dari sembilan parpol yang ada di Dewan Perwakilan Rakyat Daerah (DPD) Pati.

Hanya NasDem yang tidak mendukung, selebihnya Partai Demokrat, Golkar, PDI Perjuangan, Partai Kebangkitan Bangsa (PKB), Partai Keadilan Sejahtera (PKS), Gerindra, Hanura, dan PPP mendukung.

Jumadi yang kader PDI Perjuangan itu menilai calon tunggal petahana memunculkan kesan matinya demokrasi di Pati, termasuk di PDI Perjuangan yang sebenarnya memiliki kader-kader potensial.

"Banyak kader partai yang mendaftar sebagai bakal pasangan calon bupati dan wakil. Namun, yang lolos malah petahana yang bukan kader PDI Perjuangan. Tiba-tiba mendaftar, dapat rekomendasi," katanya.

Padahal, kata dia, Haryanto juga tidak mendukung jago PDI Perjuangan saat Pilgub Jawa Tengah 2013, yakni Ganjar Pranowo-Heru Sudjatmoko, termasuk pada Pilpres 2014, yakni Joko Widodo dan Jusuf Kalla.

Oleh karena itu, dia memaklumi jika akar rumput menjadi bingung dan kecewa karena partai besar dari arus bawah meski tidak berani terang-terangan mengungkapkan, termasuk jajaran pengurus anak cabang (PAC).

"Masyarakat sekarang tidak bodoh lagi. Kotak kosong sah sebagai pilihan rakyat. Namun, kegiatan kampanye kotak kosong malah dihambat. Kami hanya ingin menyuarakan kotak kosong bagian demokrasi," ungkapnya.

Bahkan, sebagai konsekuensi atas pilihannya mendukung kotak kosong pada pilkada di Pati, Jumadi menyatakan mengundurkan diri sebagai Ketua Bidang Perekonomian dan Wisata DPC PDI Perjuangan Pati.

Dukungan kotak kosong juga datang dari politikus PKB Pati Roihan yang berharap kader internal yang dijagokan sebagaimana keputusan awal, yakni Budiyono yang kini Pelaksana Tugas (Plt.) Bupati Pati.

"Semuanya, yakni 21 PAC PKB di Pati sudah menandatangani pengajuan rekomendasi Budiyono sebagai calon. Apalagi, beliau juga kader PKB. Namun, tiba-tiba PKB Pati mendukung calon tunggal," katanya.

Sekretaris Dewan Syuro DPC PKB Pati itu pun memaklumi jika mayoritas atau hampir 80 persen warga Pati kecewa dengan PKB sebab PKB berpeluang mengajukan satu pasangan calon lagi jika berkoalisi dengan NasDem.

Mayoritas warga PKB Pati, kata dia, juga mendukung kotak kosong sehingga keberadaan calon tunggal pada pilkada di Pati hanya bisa mengambil gerbong dari PKB. Namun, tidak demikian dengan penumpangnya.

"Saya ini loyal dengan partai. Semenjak PKB lahir, saya mengawali dari pengurus ranting, PAC, juru kampanye, hingga di DPC. Namun, partai yang tidak berkomitmen," kata Roihan yang juga siap mundur dari DPC PKB.

Keduanya hadir didampingi beberapa pendukung kotak kosong, di antaranya Sukaryo, mantan kepala desa yang dianggap sesepuh pendukung kotak kosong yang menjadi bagian Aliansi Kawal Demokrasi Pati (AKDP).

Pewarta: Zuhdiar Laeis
Editor: Tasrief Tarmizi
Copyright © ANTARA 2017