Surabaya (ANTARA News) - Kesyahbandaran Utama Tanjung Perak Surabaya menyiapkan sanksi bagi agen pelayaran dan awak kapal penumpang KM Mutiara Sentosa I yang dalam pelayarannya sampai kehabisan bahan bakar sebelum tiba di pelabuhan tujuan.

"Hari Senin (6/2) kami akan mulai penyelidikan. Sebab hari ini semua awak kapal sudah lelah," ucap Kepala Bidang Penjagaan Patroli dan Penyidikan Kesyahbandaran Utama Tanjung Perak, Edi Sumarsono, usai memindahkan seluruh penumpang KM Mutiara Sentosa, di Pelabuhan Tanjung Perak, Surabaya, Sabtu.

Kapal penumpang jenis roll on-roll off (roro) yang berangkat dari Balikpapan pada Rabu, 1 Februari, itu semestinya sudah sampai di Pelabuhan Tanjung Perak Surabaya pada Jumat dini hari, 3 Februari.

Namun, kapal yang mengangkut sebanyak 180 penumpang dewasa dan anak-anak, 50 truk, terdiri dari 46 truk besar dan enam tronton itu kehabisan bahan bakar di perairan dekat Karang Jamuang, Jawa Timur, pada Jumat dini hari.

"Informasi yang kami terima, KM Mutiara Sentosa I kehabisan bahan bakar akibat cuaca buruk. Mesin kapal dipaksa memecah gelombang tinggi. Inilah yang akan kita dalami kebenarannya dalam penyelidikan nanti," terang Sumarsono.

Nahkoda KM Mutiara Sentosa I, Eddy Sarwoyo, ditemui di ruang nakhoda usai menyandarkan kapalnya di Pelabuhan Tanjung Perak, mengatakan, telah mengisi BBM sebanyak 46 ton untuk perjalanan tujuan Balikpapan-Surabaya itu.

"Balikpapan ke Surabaya itu normalnya memakan waktu selama 40 jam dan biasanya menghabiskan bahan bakar 40 ton. Kami isi 46 ton, jadi sudah kami cadangkan enam ton," ujarnya.

Namun, menurut dia, karena pelayaran semestinya 40 jam sudah sampai di Tanjung Perak, tetapi dalam waktu 44 jam masih sampai di perairan dekat Karang Jamuang dan kehabisan bahan bakar di sana pada sekitar pukul 01.00 WIB, Jumat dini hari.

Ketika kehabisan bahan bakar, Sarwoyo melapor ke agen pelayaran PT Atosim di Surabaya. "Waktu itu agen menyanggupi untuk mengirim bahan bakar. Jadi saya kira persoalannya sudah selesai. Tapi ternyata terkendala cuaca buruk, kapal dari agen yang mengangkut bahan bakar untuk kita terpaksa berlindung di Karang Jamuang," tuturnya.

Saat itulah dia baru melapor ke Kesyahbandaran Utama Tanjung Perak melalui menara siar di Karang Jamuang, pada sekitar pukul 13.00 WIB, Jumat siang, atau 12 jam sejak kehabisan bahan bakar.

"Sekalian kita minta dievakuasi karena kondisi penumpang sudah sangat kelelahan akibat diombang-ambing gelombang tinggi, ditambah persediaan makanan dan minuman sudah menipis," imbuhnya.

Kesyahbandaran Utama Tanjung Perak bersama armada KPLP Tanjung Perak, KN 225 Sarnas Surabaya dan Polair Polda Jawa Timur meluncur ke lokasi untuk memberi bantuan. Bantuan makanan untuk para penumpang KM Mutiara Sentosa I juga diluncurkan melalui dua unit kapal tunda, TB Krisna dan TB Restu Utama.

Tiga penumpang segera dilarikan ke rumah sakit menggunakan mobil ambulans begitu KM Mutiara Sentosa I sandar di Tanjung Perak akibat kelelahan. 

Sedangkan penumpang lainnya diarahkan ke Terminal Penumpang Gapura Surya Nusantara Tanjung Perak untuk diberi makan dan diperiksa kesehatannya, sebelum kemudian diperbolehkan melanjutkan perjalanan ke tujuan masing-masing.

Pewarta: Slamet Sudarmojo dan Hanif Nashrullah
Editor: Ade P Marboen
Copyright © ANTARA 2017