Abuja (ANTARA News) - Presiden Muhammadu Buhari, Minggu (5/2), meminta parlemen memperpanjang cutinya karena alasan kesehatan, kata pernyataan kantornya, yang memperkuat kecurigaan warga Nigeria bahwa kesehatan presiden lebih buruk daripada yang diakui pemerintah.

Pernyataan itu tidak menyebutkan berapa lama waktu tambahan yang diminta Buhari. Ia dijadwalkan kembali bekerja pada Senin setelah mengambil cuti lebih dari dua pekan untuk melakukan pemeriksaan kesehatan di Inggris.

"Presiden Muhammadu Buhari menulis kepada Majelis Nasional pada hari ini, 5 Februari 2017, memberitahukan keinginannya memperpanjang cuti untuk menyelesaikan dan menerima hasil serangkaian pemeriksaan, yang disarankan dokternya," kata pernyataan itu, yang dikeluarkan pada Minggu.

Keputusan Buhari memperpanjang masa cutinya dapat makin melemahkan kepercayaan pada pemerintahannya, yang rapuh, di tengah kritik bahwa pemerintah menolak perubahan.

Beberapa warga Nigeria menggunakan media sosial untuk menuntut penjelasan lebih detail mengenai kesehatan presiden.

"Jika Buhari tidak cukup sehat untuk menjadi presiden, dia harus mengundurkan diri dan pergi beristirahat dengan keluarganya," kata pengguna Twitter @Flappizy.

Saat rumor berkembang pada bulan lalu bahwa Buhari sakit parah, kantornya mendesak warga Nigeria mengabaikan kabar itu dan menyebutnya sebagai pesan palsu dan subversif.

Masalah kesehatan Buhari terjadi saat para investor mendorong pemerintah untuk memperbolehkan mata uang mengambang bebas. Mereka mengatakan nila mata uang dipelihara kuat secara artifisial oleh para pembuat kebijakan. Perekonomian merupakan yang terburuk dalam 25 tahun di negara itu.

Sementara itu, di bagian timur laut, krisis kemanusiaan mengancam jutaan orang, akibat konflik dengan pemberontak Boko Haram.

Buhari juga menghabiskan hampir dua minggu di London pada Juni lalu untuk melakukan pengobatan pada infeksi telinga, yang menimbulkan kekhawatiran pada kondisi kesehatannya sekarang.

Pendahulu Buhari, Goodluck Jonathan, disumpah setelah kematian presiden sebelumnya, Presiden Umaru YarAdua, pada 2010. Penyakitnya menyebabkan kekosongan kekuasaan yang hanya bisa diisi oleh Jonatan, wakil presidennya, setelah tiga bulan pertikaian politik.

Sementara itu, pasukan pemerintah Nigeria yang beroperasi di wilayah bergolak di timur laut mengatakan telah menangkap 3.332 tersangka teroris Boko Haram.

Penangkapan itu berlangsung antara Januari hingga 1 Februari dalam operasi penyapuan, menyusul pemburuan yang dilancarkan terhadap pemberontak di hutan Sambisa.

Komandan Angkatan Darat yang bertanggung jawab atas operasi, Mayor Jenderal Lucky Irabor, mengatakan di antara para tersangka yang ditahan tersebut terdapat 26 warga asing, terdiri dari 17 warga negara Chad dan sembilan Republik Niger.

Tersangka berada dalam tahanan dan menjalani pemeriksaan, tambahnya.

Irabor mengatakan pasukan pemerintah juga melakukan serangkaian operasi penyergapan terhadap para teroris Boko Haram serta menyita persenjataan dalam jumlah besar.

Kepala militer itu mengatakan kepada wartawan bahwa pasukan pemerintah menahan lima orang, yang diyakini teroris tingkat tinggi Boko Haram.

(Uu.G003)

Editor: Heppy Ratna Sari
Copyright © ANTARA 2017