Jakarta (ANTARA News) - Meluncurkan logo satu abad berlogan "Mencerdaskan dan Mencerahkan",  PT Balai Pustaka (Persero) menegaskan misinya menanamkan gerakan Indonesia membaca dan bertekad untuk menyebarkan konten-konten patriotisme.

"Tahun ini kami berusia satu abad atau 100 tahun, kami memimpikan agar Balai Pustaka kembali memainkan perannya untuk mencerdaskan bangsa serta mengembalikan marwah bangsa Indonesia yang mulai terkikis karena zaman," kata Direktur Utama Balai Pustaka Saiful Bahri di Jakarta, Rabu.

Ia mengharapkan Balai Pustaka kembali bisa menyebarkan konten-konten semangat patriotisme ke seluruh penjuru Indonesia yang bisa menyatukan bangsa Indonesia.

Saiful mengingatkan, berdasarkan data literasi dari 61 negara di dunia, Indonesia menempati peringkat 60, padahal Indonesia memiliki sastrawan-sastrawan hebat.

Tahun 2017 Balai Pustaka telah bekerja sama dengan Telkom untuk membuat konten-konten digital, agar karya-karya sastra milik Balai Pustaka bisa disebarkan dengan mudah ke seluruh dunia.

"Target sebaran tentang sastra di Indonesia tidak hanya di negeri sendiri, kami harus mengikuti perkembangan zaman untuk turut mengkonversi karya sastra menjadi dalam bentuk digital, dengan begitu lebih mudah diakses ke seluruh dunia," kata Saiful.

Balai Pustaka berdiri pada 22 September 1917 sehingga tahun ini genap berusia 100 tahun. Sastrawan senior Taufiq Ismail mengapresiasi Balai Pustaka yang mulai bangkit mengikuti perkembangan zaman.

"Balai Pustaka memberikan peran yang kuat di dunia literasi di Indonesia. Dengan berbagai kerja sama yang dibentuk saya memiliki keyakinan bahwa di umur 100 tahun ini akan bisa mengulang masa keemasan dari Balai Pustaka," kata Taufiq yang hadir dalam peluncuran logo itu.

Dibangunnya taman baca di seluruh Indonesia oleh Balai Pustaka yang ditargetkan sekitar 300 taman tahun ini, memberikan harapan baru bagi generasi melek literasi di Indonesia.

"Saya apresiasi jika sebelumnya Balai Pustaka sudah membangun sekitar 2.000 taman baca, diharapkan terus berkembang dan menjadi rujukan untuk meningkatkan budaya membaca," kata Taufiq.

Pewarta: Afut Syafril
Editor: Jafar M Sidik
Copyright © ANTARA 2017