Jakarta (ANTARA News) - Langkah petenis Indonesia David Agung Susanto (26) di ajang Combiphar Tennis Open 2017 seri satu harus terhenti di putaran pertama setelah kandas di tangan unggulan kedua Enzo Couacaud.

Dalam laga yang digelar di lapangan tenis Hotel Sultan, Jakarta, Rabu, David dipaksa main rubber set dalam durasi satu jam 38 menit sebelum akhirnya kalah dengan kedudukan 6-3, 1-6 dan 4-6.

"Sayang sekali saya harus kalah, padahal saya punya kesempatan untuk menang, saya sudah berjuang, di set pertama saya bisa menang namun dua set berikutnya tidak berjalan baik," kata David yang ditemui seusai pertandingan.

David mengaku kehilangan momentum dalam pertandingan tersebut, terlebih ketika hujan mengguyur arena pertandingan kala dia berkesempatan melakukan servis.

"Saya banyak kehilangan momentum ketika pertandingan harus terhenti karena dua kali hujan yang turun tepat saya yang melakukan servis, seharusnya saya bisa break di situ tapi tidak hingga kalah di set kedua dan set ketiga saya harus mulai dari awal lagi," ujar dia.

Di set ketiga, David yang berniat bangkit sesempat menyamakan kedudukan 4-4, namun Couacaud berhasil menggagalkan usaha David untuk melakukan break dan mengalahkannya.

"Di set ketiga saya harus mulai di awal lagi, sebenarnya ada momentum waktu poin 4-4, di situ saya mustinya bisa ambil, namun saya tidak bisa hold serve hingga akhirnya dia bisa break saya," tutur David yang pada bulan Desember lalu juga kalah dari lawan yang sama.

Di lokasi yang sama, Pelatih Kepala tim Indonesia Suharyadi menilai permainan David ada peningkatan kala berhadapan dengan lawan yang sama sebelumnya, kakak kandung Anthony Susanto tersebut menyerah dengan dua set langsung.

"Ini menarik karena dari pertemuan sebelumnya David kalah stright set, saya kira dalam pertandingan ini David hanya sedikit kurang teliti dalam penyelesaian. Terlebih lawannya sudah sering juara di future ditambah ketenangan luar biasa di lapangan," kata Suharyadi.

"Beban tentu ada di David untuk bisa atasi pemain ini, namun memang butuh pengalaman seperti ini dulu, kalah dulu, sehingga ada kesadaran untuk meningkatkan kemampuannya," ujar Suharyadi.

Pewarta: Ricky Prayoga
Editor: Suryanto
Copyright © ANTARA 2017