London (ANTARA News) - Duta Besar Republik Indonesia untuk Federasi Rusia merangkap Republik Belarus Wahid Supriyadi meninjau pabrik mobil terkenal Rusia, GAZ, dalam rangkaian kunjungan kerja ke Kota Nizhni-Novgorod sekitar 400 km timur Moskow.

Di Indonesia, GAZ dikenal sebagai brand kendaraan jip yang sangat populer di tahun 1970-an dan umumnya dimiliki kalangan TNI, demikian keterangan dari KBRI Moskow yang diterima Antara London, Jumat.

Presiden dan CEO GAZ Group Vadim Sorokin mengatakan jip type 69 dirancang tahun 1946 dan diproduksi massal 1953, namun pada tahun 1956 produksi kendaraan itu dipindahkan ke pabrik UAZ di Kota Ulyanovsk.

Obrolan tentang jip GAZ tersebut membuka pertemuan Dubes RI untuk Rusia merangkap Belarus Wahid Supriyadi dengan CEO GAZ Group Vadim Sorokin di markas GAZ di kota berpenduduk terbesar kelima di Rusia tersebut.

Gambaran jip GAZ 69 yang kuno, besar, kaku, kuat dan boros Made in Russia tersebut sirna ketika Dubes Wahid meninjau production line pabrik GAZ. Di dalam pabrik, seluruh siklus perakitan kendaraan menggunakan teknologi modern termasuk robot, mulai dari pembuatan chasis, suspensi, pengelasan body mobil, pengecatan hingga ke produk jadi yang siap dilempar ke pasar dalam maupun luar negeri.

Pabrik GAZ menspesialisasikan diri pada produksi kendaraan komersial ringan dan sedang (kendaraan penumpang Gazelle), bus, truk berat termasuk multipurpose vehicle 4x4 drive merek Sobol dan Gazon, mesin dan komponen otomotif. Pabrik GAZ juga merakit sedan merek Skoda Jeti dan Octavia serta VW Jetta.

Untuk menembus pasar Indonesia, Dubes Wahid mengusulkan kepada Presiden Gaz Group agar berpartisipasi dalam Indonesia International Motor Show (IIMS) maupun Gaikindo Indonesia International Auto Show (GIIAS) yang diadakan tiap tahun mengingat merek GAZ sudah cukup dikenal di Indonesia.

Tahun 2016 lalu, produsen sepeda motor Rusia Ural berpartisipasi dalam ajang GIIAS dengan memajang model moge era Perang Dunia II dengan jizspan berkapasitas mesin 750 cc. Melalui pameran ini, minat penggemar moge Indonesia terhadap Ural cukup baik, ujar Dubes Wahid kepada CEO Gaz Group.

Sehari sebelumnya, Dubes diterima Gubernur Valery Shantsev, Walikota Ivan Karnilin, mengadakan roundtable discussion dengan pengusaha dan industriawan setempat serta pertemuan dengan Presiden University of Nizhni Novgorod.

Gubernur Shantsev dan Dubes Wahid membahas berbagai kemungkinan kerjasama kedua negara, antara lain dalam bidang industri manufaktur, perdagangan, pariwisata, budaya dan juga pendidikan.

Provinsi Nizhniy Novgorod menghasilkan berbagai barang dan jasa yang siap memenuhi kebutuhan pasar di Indonesia, ujar Gubernur Shantsev.

Dubes Wahid menyatakan selain produk CPO yang menjadi andalan ekspor Indonesia ke Rusia, Indonesia dapat menawarkan ekspor buah tropis dan sayur-sayuran, khususnya bila armada Garuda Indonesia jadi terbang ke Moskow.

Dubes mengundang Gubernur Shantsev dan kalangan pengusaha Nizhni Novgorod untuk menghadiri Festival Indonesia ke-2 di Hermitrage Garden, Moskow, 4 -6 Agustus diawali dengan Business Forum.

Dalam pertemuan dengan Walikota Nizhni Novgorod Ivan Karnilin dibahas peluang kerjasama di bidang sosial, pendidikan, dan pariwisata antara lain promosi budaya dan wisata, sedangkan dalam bidang pendidikan dibahas kemungkinan meningkatkan jumlah mahasiswa Indonesia yang belajar di Nizhni Novgorod.

Usai bertemu Walikota, Dubes Wahid bertemu Wakil Kepala Dinas Perindustrian Nizhni Novgorod, Kepala Dinas Pariwisata dan pengusaha bidang kendaraan multipurpose, pupuk urea, dan galangan kapal laut dalam format roundtable discussion.

Dubes Wahid dalam pemaparannya menjelaskan kondisi pasar Indonesia yang sangat kondusif dan terbuka bagi pengusaha Rusia, dan mengundang pengusaha Nizhni Novgorod berpartispasi dalam pameran Trade Expo Indonesia pada Oktober mendatang.

Dalam pertemuan dengan Presiden Lobachevsky State University of Nizhni Novgorod National Research University (UNN) Profesor Roman Strongin dibahas prospek kerjasama perguruan tinggi kedua negara maupun rencana meningkatkan jumlah mahasiswa Indonesia yang belajar di UNN yang saat ini hanya ada dua orang.

Ditengah pertumbuhan perdagangan dunia yang stagnan, ternyata nilai perdagangan total Indonesia dan Rusia tahun 2016 mengalami peningkatan 17,71 persen dengan nilai 2,13 miliar dolar AS dengan surplus di pihak Indonesia 1,44 miliar dolar AS. Yang lebih menggembirakan, nilai ekspor Indonesia yang meningkat sekitar 28 persen dari 1,39 miliar dolar AS pada 2015 menjadi 1,78 miliar dolar AS 2016.

Nilai perdagangan Indonesia dengan wilayah Nizhegorodskaya Oblast hingga 11 bulan tahun 2016 mencapai 55,9 juta dolar AS. Ekspor Indonesia ke Nizhni Novgorod mencapai 54,9 juta dolar AS berupa minyak hewani dan tumbuhan/CPO, sedangkan ekspor Nizhni Novgorod ke Indonesia meliputi batu, plester, semen, mika, minyak mineral, produk minyak, senilai 1 juta dolar AS.

Pewarta: Zeynita Gibbons
Editor: Suryanto
Copyright © ANTARA 2017