Kuala Lumpur (ANTARA News) - Atase Imigrasi Kedutaan Besar Republik Indonesia (KBRI) Kuala Lumpur Mulkan Lekat mengimbau staf-nya tidak takut menjalankan tugas sehubungan penetapan tersangka atase imigrasi sebelumnya oleh KPK.

"Dengan kejadian ini kami imbau kepada teman-teman jangan jadi momok untuk melaksanakan tugas. Ini agar memacu semangat kita untuk berkerja lebih baik," ujar Mulkan Lekat di Kuala Lumpur, Jumat.

Dia mengatakan dengan "e-government" yang digalakkan oleh Dirjen Imigrasi dalam rangka Hari Imigrasi merupakan pemacu ke depan agar semua pelayanan sesuai Standar Operasional Prosedur (SOP) dan sesuai teknologi informasi baik saat melayani langsung ke pemohon maupun melalui informasi yang dibuat di KBRI.

"Dengan kejadian ini saya juga sudah melaporkan ke Pak Wakil Dubes, Andreano Erwin, tentang pembenahan layanan maupun pembenahan ruang lingkup yang sudah ada di KBRI," kata mantan Kepala Imigrasi Blitar Jawa Timur tersebut.

Dia mengatakan akan memperbaiki layanan dan ketepatan waktu pelayanan.

"Harus diperbaiki menyangkut lancarnya pelayanan dan tepat waktunya pelayanan. Kita tidak terbelit masalah hukum dengan IT," katanya.

Mulkan mengatakan masalah pembayarannya juga akan dibenahi melalui Bank Mandiri.

Menanggapi informasi kalau mantan Atase Imigrasi Dwi Widodo lagi sial karena yang dia lakukan sebenarnya sudah biasa di KBRI, Mulkan mengatakan dirinya berterima kasih dengan terungkapnya masalah tersebut.

"Saya menjabat sebagai orang baru, saya berterimakasih dengan kejadian ini sebagai pejabat yang dikontrakkan oleh Kemenlu selama 3,5 tahun. Ini jadi pemacu saya untuk berbuat baik. Saya lima tahun lagi pensiun," katanya.

Dia menegaskan selama ini hantunya di pelayanan paspor sedangkan yang dilayani TKI, sementara itu pada pelayanan visa juga begitu mereka datang cuma untuk wisata.

"Ke depan tugas kita berat sekali untuk pemberian visa karena menjaring orang masuk, apalagi di dalam negeri yang diributkan pengawasan orang asing," katanya.

Mulkan meminta stafnya tidak hanya memberikan visa saja tetapi memikirkan pengamanan juga.

"Saya bilang ke teman-teman kalau diberi kepercayaan jangan disalahgunakan tetapi kita arahkan bagaimana mengamankan bukan kita kasih saja yang minta visa. Kalau volume satu perusahaan tinggi untuk sponsori maka kita batasi," katanya.

Pewarta: Agus Salim
Editor: Tasrief Tarmizi
Copyright © ANTARA 2017