Port-Au-Prince, Haiti (ANTARA News) - PBB mempertimbangkan menarik personel militer dari misi perdamaian di Haiti, kata seorang pejabat PBB, Kamis, menunjukkan peluang pengurangan personel dari salah satu misi PBB terlama dan yang secara luas menuai kritik itu.

Misi PBB di Haiti, MINUSTAH, telah ada di negara itu sejak tahun 2004, ketika pemberontakan menyebabkan kehancuran dan pengasingan dari Presiden saat itu, Jean-Bertrand Aristide.

MINUSFAH adalah satu-satunya misi perdamaian PBB di kawasan Amerika.

Haiti mengalami krisis politik selama dua tahun sampai pemilihan baru-baru ini dan pelantikan Presiden Haiti, Jovenel Moise. Negara itu juga telah terkena bencana alam besar, termasuk gempa bumi di tahun 2010 dan badai Matius tahun lalu. Tetapi negara miskin tidak memiliki konflik bersenjata dalam bertahun-tahun.

Wakil Sekretaris Jenderal PBB, Herve Ladsous --pernah menjadi duta besar Prancis untuk Indonesia--mengatakan, keputusan PBB itu  didorong hasil pemilihan umum, pelantikan presiden, dan pengembangan dan pembangunan angkatan kepolisian setempat.

"Situasi keamanan di seluruh penjuru negeri tak dapat dibandingkan dengan 10 tahun yang lalu," kata Ladsous.

"Tetapi saya mengatakan kepada semua orang yang akan tergoda untuk mengambil keuntungan dari periode sementara ini untuk mengubahnya kembali ke kondisi tak menentu, melakukan kejahatan, melakukan pelanggaran hak asasi manusia, saya mengatakan tidak, kami tidak akan menerima itu."

Dia mengatakan akan ada misi penilaian PBB untuk menentukan konfigurasi ulang dari MINUSTAH, meskipun ia memperingatkan bahwa fakta tersebut tidak sepenuhnya indah.

"Jika komponen militer akan dihapus... masih ada banyak pekerjaan yang harus dilakukan pada polisi, pada hukum...hak-hak asasi manusia, pada status perempuan," kata Ladsous kepada para wartawan.

Misi itu telah secara luas dikritik karena tuduhan pelecehan seksual dan perannya dalam epidemi kolera di Haiti, yang dimulai oleh penjaga perdamaian PBB setelah gempa.

"Evaluasi ulang sangat tepat dalam mengatasi pencapaian MINUSTAH yang lambat, mahal dan terbatas dalam misi utamanya," kata Brian Concannon, kepala Institut untuk Keadilan dan Demokrasi di Haiti, sebuah organisasi amal yang telah bekerja dengan korban kolera.

Concannon menyebut penyebaran kolera dan eksploitasi seksual sebagai topik yang menjadi perhatian.

Pada Oktober lalu, Dewan Keamanan PBB, yang menyetujui mandat dari berbagai macam misi penjaga perdamaian, memperbaharui misi MINUSTAH untuk enam bulan daripada perpanjangan tahunan biasanya, sebuah sinyal bagi para pengamat tentang kemungkinan perubahan atas misi itu.

Sekretaris jenderal PBB akan menimbang setiap perubahan itu pada 15 Maret, dan Dewan Keamanan diharapkan untuk membuat keputusan pada April.

Haiti adalah sebuah negara di Karibia yang meliputi bagian barat pulau Hispaniola dan beberapa pulau kecil lainnya di Laut Karibia. Haiti negara kedua yang merdeka di Benua Amerika setelah Amerika Serikat. Dia juga salah satu produsen gula di dunia.

Editor: Ade P Marboen
Copyright © ANTARA 2017