Jakarta (ANTARA News) - Kepala Pelatih Ganda Putri PP PBSI Eng Hian mengatakan perkembangan sektor ganda putri atlet-atlet Pelatnas, akan dipantau enam bulan ke depan sebagai evaluasi capaian di ajang Thailand Masters 2017.

"Saya akan lihat selama enam bulan ini, kalau tidak ada perubahan, tidak ada progres positif, akan saya rombak semua. Saya akan mengharapkan pemain-pemain pratama saja," kata Eng Hian dipantau dalam laman resmi PP PBSI di Jakarta, Senin.

Di turnamen Thailand Masters 7-12 Februari 2017 tersebut, sektor ganda putri Pelatnas menerbangkan empat pasangan ke Bangkok, mereka adalah Greysia Polii/Rosyita Eka Putri Sari, Anggia Shitta Awanda/Ni Ketut Mahadewi Istarani, Tiara Rosalia Nuraidah/Rizki Amelia Pradipta dan Della Destiara Haris/Apriani Rahayu.

Dari keempat pasangan, Greysia/Rosyita berhasil menembus babak semifinal. Sedangkan tiga pasangan lainnya terhenti di perempat final.

"Secara keseluruhan, saya merasa tidak puas dengan pencapaian tim ganda putri di turnamen ini. Apa yang sudah dilakukan selama persiapan, latihan, capek, sakit, semua hasilnya tidak terlihat," ujar Eng Hian.

Terkait dengan teknik permainan, Eng Hian menilai hal itu bisa keluar jika atlet bisa mengatasi diri sendiri dan situasi di lapangan.

"Lawan mana ada yang mau ngasih kemenangan ke kita. Nah cara mengatasi masalah ini yang saya belum bisa lihat. Contoh dalam pertandingan Greysia/Rosyita di semifinal give up begitu saja adalah suatu hal yang tidak bisa diterima, saya tidak mengutamakan hasil, tapi proses, mau kalah dapat angka tujuh atau delapan tetapi perjuangannya mati-matian ya saya mengerti," ucap Eng Hian.

Terkait dengan pasangan lainnya, Eng Hian menilai masing-masing memiliki sisi positif dan negatif. Seperti untuk Anggia Shitta Awanda/Mahadewi Istrani Ni Ketut yang menurutnya dari empat pasangan, merupakan yang progresnya terlihat mulai dari persiapan hingga pertandingan.

"Semua sesuai dengan harapan saya. Saya tidak mau mendahului kehendak Tuhan, kalau Ketut tidak sesak nafas dan bisa bermain normal, saya rasa mereka bisa menang," tuturnya

Anggia/Ketut sendiri mundur di game ketiga putaran perempat final saat berhadapan dengan wakil Tiongkok, Huang Dongping/Li Yinhui, karena Ketut mengalami sesak nafas.

Selanjutnya, Rizki Amelia Pradipta/Tiara Rosalia Nuraidah yang dinilainya tidak ada fighting spirit sama sekali. Dari pasangan ini dia menyoroti Tiara, yang menurutnya butuh perhatian khusus dan harus berjuang lebih keras lagi dalam segala hal, disiplin, attitude di lapangan dan luar lapangan.

"Catatan tersendiri untuk Apri, saya ada sedikit harapan sama dia. Penampilan Apri bisa dibilang bagus sebagai pemain muda yang baru masuk turnamen level senior dan bisa mengimbangi permainan seniornya. Saya harap Apri bisa menjaga dan meningkatkan kualitas latihan dan attitude nya, mudah-mudahan dalam satu sampai tiga tahun lagi akan kelihatan hasilnya," katanya.

Dia menambahkan sektor ganda putri masih memiliki banyak pekerjaan rumah untuk meningkatkan kualitasnya, termasuk semangat bertanding (fighting spirit) untuk mencapai kemenangan.

"Masih banyak PR di ganda putri. Untuk meningkatkan kualitas mereka dan mengharapkan jadi juara itu masih jauh sekali, grup pelatnas utama ini berat. Bicara seorang juara itu bukan cuma sekali-sekali juara, tetapi konsisten, misalnya seperti pasangan Jepang yang juara olimpiade kemarin (Misaki Matsutomo/Ayaka Takahashi), jadi jika tidak ada kemauan dari diri sendiri untuk maju dengan disiplin dan menambah porsi latihan, ya sulit," ujarnya menambahkan.

Pewarta: Ricky Prayoga
Editor: Tasrief Tarmizi
Copyright © ANTARA 2017