Jakarta (ANTARA News) - Nilai tukar rupiah dalam transaksi antarbank di Jakarta pada Selasa pagi bergerak naik 15 poin menjadi Rp13.295 per dolar AS.

Analis Binaartha Sekuritas Reza Priyambada mengatakan masih adanya sentimen positif dari peringkat prospek utang Indonesia yang dinilai positif oleh Moody's hingga penilaian Dana Moneter Internasional (IMF) bahwa ekonomi Indonesia stabil menjadi faktor yang menjaga mata uang rupiah.

"Sentimen negatif yang muncul dari eksternal dapat diimbangi oleh sentimen dari dalam negeri sehingga mata uang rupiah mengalami apresiasi terhadap dolar AS," kata Reza.

Dengan perekonomian Indonesia yang kondusif, ia melanjutkan, rupiah akan bergerak stabil dengan kecenderungan menguat, apalagi kebijakan Bank Indonesia dalam hasil Rapat Dewan Gubernur Bank Indonesia yang sedianya diumumkan pekan ini masih cukup akomodatif bagi ekonomi domestik.

Dari eksternal, dia menjelaskan, data ekonomi Tiongkok yang lebih baik dari perkiraan, seperti inflasi serta surplus neraca perdagangan, juga akan memberi dampak positif bagi mata uang di negara berkembang.

Sementara ekonom Samuel Sekuritas Rangga Cipta mengatakan bahwa Rapat Dewan Gubernur Bank Indonesia diproyeksikan akan mempertahankan suku bunga acuan (BI 7-Day Repo Rate) di level 4,75 persen.

"BI 7-Day Repo Rate diperkirakan tetap. Optimisme yang tersirat dari hasil RDG BI akan mempertahankan sentimen positif di pasar keuangan," katanya.

Pewarta: Zubi Mahrofi
Editor: Maryati
Copyright © ANTARA 2017