Damaskus (ANTARA News) - Kementerian Luar Negeri Suriah pada Rabu (15/2) membantah laporan Human Rights Watch (HRW) mengenai penggunaan senjata kimia oleh militer Suriah selama pertempuran di Kota Aleppo, demikian laporan kantor berita resmi Suriah, SANA.

Pemerintah Suriah sepenuhnya membantah "tuduhan" yang dikeluarkan di dalam satu laporan HRW, yang menyatakan Pemerintah Suriah menggunakan senjata kimia sedikitnya delapan kali selama pengepungan atas daerah yang dikuasai gerilyawan di Aleppo Timur di Suriah Utara.

Menurut pernyataan HRW, tuduhan itu dilandasi atas "wawancara telepon dan langsung dengan saksi mata dan analisis rekaman video, gambar, dan unggahan di sosial media".

Helikopter Pemerintah Suriah, katanya, menjatuhkan gas klorin di daerah permukiman di Aleppo setidaknya delapan kali pada November dan Desember 2016.

Di dalam pernyataannya, Kementerian tersebut mengatakan laporan itu berdasarkan sumber dari "sumber media pelaku teror". Ditambahkannya, "Laporan ini adalah fakta yang menyimpang, tidak ilmiah dan tidak profesional."

Laporan tersebut, tambah pernyataan itu, tak bisa "memiliki kesempatan" sebelum studi ilmiah atau bukti hukum apa pun".

Kementerian tersebut mengatakan laporan HRW itu dikeluarkan untuk melayani agenda asing dan memengaruhi pembicaraan antar-Suriah di Jenewa.

Sementara itu, Kementerian tersebut menekankan komitmen pemerintah pada semua janjinya kepada Organisasi bagi Pelarangan Senjata Kimia (OPCW).

(Uu.C003)

Editor: Heppy Ratna Sari
Copyright © ANTARA 2017