Jakarta (ANTARA News) - Menteri Komunikasi dan Informatika Rudiantara meminta LKBN Antara lebih efisien dan mendorong memanfaatkan jasa konsultan dari luar.

"Saya minta ke komisarisnya, yang kebetulan dari Kominfo. Saya minta tolong itu cara menghitung subsidinya diubah mendorong kepada efisiensi," ujar dia dalam acara Pameran Kilas Balik di Galeri Foto Jurnalistik Antara (GFJA), Jakarta, Jumat malam.

Efisiensi, kata dia, diperlukan agar biaya satuan produksi dapat turun sehingga Antara bisa mendapatkan keuntungan lebih.

Dia menekankan perusahaan harus melakukan pemberdayagunaan demi menghidupi dirinya sendiri. Efisiensi bukan untuk pemerintah karena pemerintah akan tetap memberikan subsidi yang sama untuk kantor berita yang telah berdiri sejak 80 tahun lalu itu.

Menurut dia profit dapat digunakan untuk menyejahterakan karyawan.

"Kalau itu terjadi efisiensi, efisiensinya bisa diteruskan ke karyawan, baik jurnalis berita maupun pewarta foto, itu yang ingin saya sampaikan," kata Rudiantara.

Sementara itu Direktur Pemberitaan LKBN Antara Aat Surya Syafat menyatakan Antara telah melakukan efisiensi dengan menekan pengeluaran.

"Jadi sebetulnya sudah berjalan sama di tahun sebelumnya juga, Pak Menteri penasaran kalau perlu ada opini konsultan dari luar Antara karena lebih netral, apalagi berdasarkan ukuran mereka sudah baku," kata Aat.

Dia mengatakan akan mempertimbangkan saran Kominfo untuk memanfaatkan jasa konsultan dari luar.

"Kami akan rapat minggu depan dengan Kominfo, akan diputuskan, kalau saran konsultan kita bisa hadirkan," kata Aat.

Selama ini Antara tidak memutuskan HPP sendiri, kata Aat, melainkan mempertimbangan masukan dari Kementerian Keuangan, Kominfo dan Kementerian BUMN.

Menurut dia, selama ini tidak ada ketentuan tertulis mengenai HPP. "Tidak ada ketentuan tertulis," kata dia.


Pewarta: Dyah Dwi A
Editor: Jafar M Sidik
Copyright © ANTARA 2017