Beijing (ANTARA News) - Kementerian Lingkungan China mengumumkan dan mempermalukan sejumlah kota di bagian utara negara itu, yang tidak melakukan cukup upaya untuk mengatasi kabut asap, kata kantor berita Xinhua.

Sebagian besar kawasan China bagian utara diselimuti kabut asap pada musim dingin ini, berulang kali melawan upaya pemerintah untuk mengatasi masalah itu.

Imbauan waspada pencemaran lazim terjadi di China bagian utara, terutama selama musim dingin, ketika permintaan energi, banyak dipenuhi oleh batubara, melonjak.

Pemeriksaan kementerian di 18 kota di Beijing, Tianjin dan Provinsi Hebei menemukan beberapa masalah dalam tanggapan kota itu terhadap bencana asap, termasuk perencanaan tidak memadai dan pelaksanaan buruk atas kebijakan, kata Xinhua pada Minggu.

Kota Cangzhou di Hebei dikritik karena gagal untuk menyusun

daftar rinci guna menutup bisnis pada hari-hari dimana polusi sangat tinggi, yang membuatnya sulit untuk mencapai target pengurangan emisi, menurut laporan itu.

Kota Jiaozuo tidak memulai pengendalian lalu lintas dengan melarang kendaraan melintas di jalanan ketika kota itu masuk dalam kategori waspada merah untuk polusi, sementara itu Kota Baoding sangat tertinggal dalam hal meningkatkan teknologi alat pembakaran batu bara yang dapat membuat emisi lebih rendah, tambahnya.

China berada di tahun ketiga dalam upaya memerangi polusi yang bertujuan untuk membalikkan kerusakan yang terjadi pada langit, tanah dan air setelah pertumbuhan ekonomi yang tak terkendali selama beberapa dasawarsa. Tapi langkah-langkah yang diambil sejauh ini memiliki sedikit atau tidak berpengaruh.

Sebelumnya pemerintah meminta kota-kota yang terletak di tiga jalur utama pencemaran diminta menggalang upaya pengurangan emisi.

Di 20 kota di tiga jalur utama bagian barat, tengah dan timur, tempat cemaran, udara bergerak ke arah utara karena keadaan geologi dan meteorologi, kata harian "China Daily" mengutip Kementerian Lingkungan Hidup.

Dengan menangani emisi di kota, seperti, Anyang dan Tangshan,

akan mengurangi keparahan pencemaran udara di sekitarnya dan membantu Beijing mencapai target ambisius tahun ini untuk mengurangi konsentrasi harian partikel PM2.5, yang berbahaya untuk pernapasan, dari 60 mikrogram per meter kubik menjadi 73 mikrogram per meter kubik pada 2016, katanya.

Kementerian lingkungan hidup juga mengatakan bahwa polutan yang dikeluarkan dari cerobong yang lebih tinggi dari 45 meter di kota-kota di sepanjang jalur utama itu dapat mencapai ibu kota dalam beberapa jam. Kementerian juga mengirimkan tim inspeksi ke lebih dari 1.000 pabrik pada akhir tahun lalu untuk mencoba mengatasi masalah ini.

Menurut Kementerian Lingkungan, mutu udara di China utara masih "sangat parah" dan lebih buruk jika dibandingkan dengan rata-rata nasional, dengan hanya 60 persen dalam satu hari disebut memiliki mutu udara baik daripada dengan 78,8 persen rata-rata nasional.

Editor: AA Ariwibowo
Copyright © ANTARA 2017