Stockholm (ANTARA News) - Kedutaan Besar Swedia di Washington meminta Departemen Luar Negeri Amerika Serikat (AS) menjelaskan pernyataan Presiden Donald Trump, yang memberi kesan bahwa telah terjadi insiden keamanan di Swedia pada Jumat.

Saat berbicara dalam pawai politik di Florida pada Sabtu, sehubungan dengan kebutuhan untuk menjaga Amerika Serikat tetap aman, dan Trump mengatakan, "Anda melihat apa yang terjadi di Jerman. Anda melihat apa yang terjadi semalam di Swedia."

"Swedia. Siapa yang akan percaya itu? Swedia. Mereka menerima dalam jumlah besar. Mereka sekarang mengalami masalah, yang pernah mereka kira akan terjadi," katanya sebagaimana dikutip Reuters.

Trump tidak menguraikan apa yang dimaksud saat Swedia, membuat warga Swedia bingung.

"Kami menanyakan pertanyaan itu pada hari ini ke Departemen Luar Negeri. Kami berusaha mendapatkan kejelasan," kata juru bicara Menteri Luar Negeri Swedia Catarina Axelsson.

Menteri Luar Negeri Swedia Margot Wallstrom rupanya menanggapi di akun Twitter merujuk pada istilah "situasi tertentu", yang diikuti dengan cuplikan dari pidatonya di parlemen pekan lalu tentang kebijakan luar negeri Swedia.

Bagian itu berbunyi: "Pada 2016, "post-truth" dinobatkan sebagai Kata Tahun Ini oleh Kamus Oxford. Agar demokrasi dan kerja sama konstruktif antar-negara berfungsi, butuh saling bicara, bukan saling kritik, untuk menghormati perjanjian dan membiarkan pemikiran bersaing. Diperlukan juga penghormatan pada ilmu pengetahuan, fakta dan media, dan mengakui kebijakan satu sama lain," katanya.

Post-truth adalah kata sifat, yang berarti keadaan saat daya tarik emosional lebih berpengaruh dalam membentuk pendapat umum daripada kenyataan jelas.

Banyak warga Swedia yang menggunakan Twitter untuk mengolok-olok komentar Trump dengan menggunakan tanda pagar #LastNightInSweden atau Tadi Malam Di Swedia.

Mantan Menteri Luar Negeri Swedia Carl Bildt juga menggunakan Twitter untuk menyampaikan komentar, "Swedia? Serangan teror? Apa yang dia hisap? Pertanyaan melimpah."

Sebelumnya, Trump juga memancing kontroversi ketika ia mengecam lima organisasi media utama di negeri tersebut sebagai "musuh rakyat Amerika".

"Media FAKE NEWS (gagal @nytimes, @NBCNews, @ABC, @CBS, @CNN) bukan musuh saya, itu adalah musuh Rakyat Amerika!" Trump berkicau di akun Twitternya.

Cuitan Trump tersebut disiarkan sehari setelah taklimat tunggal pertama Trump di Gedung Putih, saat ia mengecam media AS dengan menyebut mereka menyiarkan "berita sangat palsu" dan "tak terkendali" dan pada saat sama membantah laporan media mengenai kekacauan di Gedung Putih serta dugaan hubungan, yang mungkin dilakukan, timnya dengan Rusia.(Uu.G003)

Editor: Maryati
Copyright © ANTARA 2017