Wellington, Selandia Baru (ANTARA News) - Penggundulan hutan menciptakan "waduk penyakit" di Afrika Tengah dan Barat, sehingga memicu wabah mematikan Ebola dan dapat menimbulkan wabah lain, kata seorang dokter hewan Selandia Baru pada Senin.

Guna menghindari wabah Ebola dan virus lain pada masa depan, perlu untuk memahami proses yang mengakibatkan kondisi darurat infeksi serta memproduksi intelijen yang membantu pemantauan dan pengawasan, kata Asisten Profesor Massey University David Hayman.

"Pengrusakan hutan tropis di banyak wilayah di dunia mengakibatkan umat manusia dan hewan liar berada pada lingkungan yang saling berdekatan," kata Hayman, yang memberi sumbangan untuk satu studi internasional, di dalam satu pernyataan.

"Ini telah berlangsung selama beberapa dasawarsa, tapi hubungan dengan virus Ebola tidak difahami dengan baik. Temuan kami menunjukkan bahwa ada peningkatan resiko penyakit virus Ebola, karena ada tempat bergolak fragmentasi hutan saat hewan dipaksa terlibat kontak dengan manusia," kata Hayman, sebagaimana dikutip Xinhua --yang dipantau Antara di Jakarta, Senin petang.

"Secara efektif, melalui penggerogotan kita sendiri ke ruang gerak mereka, kita membawa bendungan penyakit --habitat tempat pembawa penyakit biasanya hidup, tumbuh dan berlipat-- makin dekat ke diri kita sendiri," katanya.

Para peneliti tersebut melakukan analisis dengan menggunakan data cakupan lahan dan catatan wabah virus Ebola untuk menetapkan hubungan itu di Afrika Tengah dan Barat dan memperlihatkan rembesan virus Ebola dari alam liar ke manusia kebanyakan terjadi di tempat fragmentasi hutan.

"Pengambil keputusan di Afrika dan dunia yang lebih luas dapat melakukan tindakan penting untuk mengubah prilaku mereka guna menghindari fragmentasi hutan lebih jauh dan membantu mengurangi resiko wabah lain, serta meningkatkan pengawasan di wilayah yang sudah terpecah, karena fragmentasi habitat hewan liar dapat menambah penyakit pada manusia," katanya.

Hayman sebelumnya terlibat dalam penelitian yang mengidentifikasi bukti mengenai virus Ebola pada kelelawar Afrika Barat.

(Uu.C003)

Editor: Monalisa
Copyright © ANTARA 2017