Surabaya (ANTARA News) - Menteri Riset, Teknologi dan Pendidikan Tinggi (Menristekdikti) Mohamad Nasir menargetkan industri tulang tanam/implan Stainless Steel 316L buatan dalam negeri dapat dipasarkan pada Juli 2017, terutama menyasar kebutuhan BPJS Kesehatan.

"Sertifikasi di Kementerian Kesehatan sedang diurus. Awal Maret agar bisa masuk ke Kemenkes, 2-3 bulan selesai, Juli mulai produksi," kata Menristekdikti M Nasir di Sidoarjo, Senin.

ia mengatakan tulang tanam produksi dalam negeri dapat meringankan beban BPJS Kesehatan dalam membiayai kebutuhan nasabahnya yang membutuhkan pembiayaan asuransi untuk implan tulang.

Selama ini, kata dia, tulang tanam merupakan murni impor yang cenderung mahal dan membuat BPJS Kesehatan mengalami defisit kapitasi.

Apabila tulang tanam sudah dapat diproduksi dan dipasarkan sendiri, kata dia, maka penghematan sekitar 70 persen bagi BPJS Kesehatan.

Dia mengakui jika tulang tanam dalam negeri buatan PT Zenith Allmart Precisindo di Sidoarjo belum 100 persen memiliki tingkat kandungan dalam negeri (TKDN). Alasannya, masih terdapat material yang belum dapat diproduksi sendiri terutama unsur-unsur kimia yang basis produksinya masih di luar negeri.

Kendati demikian, Nasir mengatakan TKDN tulang implan SS316L bisa sebesar 70 persen lebih. Beberapa kandungan lokal yang bisa didapat seperti fenonikel Pomalaa dari PT Aneka Tambang.

Tulang tanam dalam negeri itu, kata dia, merupakan hasil kolaborasi antara peneliti dengan investor. Hal itu merupakan contoh baik untuk ditiru karena terdapat sinergi yang baik antara inventor dengan investor.

(Baca juga: Menristekdikti tinjau uji coba produksi implan tulang)

Pewarta: Anom Prihantoro
Editor: Ida Nurcahyani
Copyright © ANTARA 2017