Beirut (ANTARA News) - Calon presiden Prancis Marine Le Pen pada Selasa menolak mengenakan kerudung saat bertemu dengan ulama muslim Sunni Lebanon.

Ketika dia tiba di kantor Sheikh Abdellatif Deryan di Beirut, calon presiden dari Front Nasional itu ditawari selendang untuk menutupi rambutnya.

Namun, dia langsung menolak dan memberikan pernyataan singkat kepada wartawan sebelum pergi.

"Otoritas  Sunni tertinggi di dunia tidak mengharuskan itu, jadi tidak ada alasan bagi saya untuk memakainya," kata Le Pen, merujuk pada kunjungannya pada 2015 ke Al-Azhar, lembaga pembelajaran Islam Sunni bergengsi di Mesir.

"Tapi tidak masalah. Anda boleh menyampaikan kepada mufti agung pertimbangan saya, tapi saya tidak akan memakai kerudung," kata calon presiden tersebut seperti dilansir AFP.

Deryan mengepalai Dar al-Fatwa, otoritas Sunni tertinggi di Libanon.

Dalam sebuah pernyataan pada Selasa, Dar al-Fatwa mengatakan "kantor persnya sudah memberi tahu calon presiden tersebut, melalui salah satu asistennnya, mengenai perlunya menutupi kepalanya ketika bertemu dengan beliau, sesuai dengan protokol yang ditetapkan Dar al-Fatwa."

Selasa adalah hari terakhir Le Pen di Lebanon, tempat dia bertemu dengan kepala negara luar negeri untuk kali pertama -- Presiden Michel Aoun.

Ketua partai Front Nasional itu juga bertemu dengan Perdana Menteri Lebanon Saad Hariri, seorang muslim Sunni, dan Menteri Luar Negeri Gebran Bassil.

Pakaian Islam adalah isu sensitif di Prancis yang melarang penggunaan cadar di tempat-tempat umum.

Pewarta: Monalisa
Editor: Ida Nurcahyani
Copyright © ANTARA 2017