Cianjur (ANTARA News) - Seluruh SMA/SMK di Cianjur, Jabar, sepakat untuk mengeluarkan siswa yang terlibat tawuran dan tidak akan diterima di sekolah manapun di wilayah tersebut yang telah menjadi keputusan dari rapat koordinasi bersama.

"Keputusan tersebut disepakati setelah pemerintah daerah, Kepala SMA/SMK se Cianjur, Polres Cianjur, TNI dan DPRD Cianjur melakukan rapat kordinasi bersama. Rapat ini digelar untuk menindaklanjuti adanya korban jiwa akibat tawuran beberapa waktu lalu," kata Wakil Bupati Cianjur, Herman Suherman, di Cianjur, Rabu.

Selang beberapa hari, tutur dia, pihaknya memanggil seluruh kepala SMA/SMK, terutama SMKN 1 Cilaku dan AMS yang selama ini bertikai. Rapat kordinasi bersama itu, merumuskan antisipasi tawuran. Sehingga selama satu pekan SMK AMS diliburkan untuk mengantisipasi terjadinya bentrokan balasan.

Pasalnya kata dia, setelah kasus penyabetan tersebut, siswa SMKN 1 Cilaku melakukan upaya balas dendam dengan melempari gedung SMK AMS di Jalan Perintis Kemerdekaan, Cianjur.Suasana masih panas, sehingga kami mengantisipasi dengan meliburkan sekolah tersebut selama satu pekan karena takut kembali jatuh korban," katanya.

Bahkan pekan depan, ungkap dia, akan diadakan upacara gabungan sekaligus penandatanganan kesepakatan bersama dari setiap sekolah, dimana kesepakatan tersebut meliputi sanksi tegas pada siswa yang terlibat tawuran, apalagi jika mengakibatkan korban jiwa.

"Mereka yang terlibat tawuran akan ditindak tegas, terlebih kalau sampai mencederai siwa lain, akan dikeluarkan dan tidak diterima di sekolah manapun di Cianjur. Silahkan kalau mau ke luar kota, Cianjur tidak ada tempat bagi mereka yang tawuran dan membuat masalah. Lebih baik mengorbankan satu orang daripada lebih banyak korban," katanya.

Ketua Komisi IV DPRD Cianjur, Sapturo, mengatakan, pihak yang harus ikut bertanggung jawab dengan maraknya tawuran hingga terdapat korban luka atau korban jiwa adalah kepala sekolah dan guru sekolah terkait. Mereka harus bisa mendidik siswa agar tidak berperilaku negatif, ketika pulang harus ada pemantauan agar tidak ada aktivitas yang berujung pada tawuran.

"Saya harap kejadian beberapa hari lalu jadi pelajaran agar guru lebih mengawasi muridnya. Berikan sanksi tegas, jangan dibiarkan siswa terlibat tawuran. Beberapa sekolah yang dikenal sering tawuran sudah bisa mencegah, apalagi sekolah yang tidak begitu sering terlibat tawuran, katanya.

Pewarta: Ahmad Fikri
Editor: Unggul Tri Ratomo
Copyright © ANTARA 2017