Tangerang (ANTARA News) - Pemerintah Kabupaten Tangerang, Banten, melakukan pengukuran ulang terhadap 26 situ (rawa) yang rusak untuk dilakukan normalisasi.

"Banyak situ mengalami pendangkalan dan sebagian berubah fungsi menjadi areal perumahan," kata Kepala Dinas Bina Marga dan Sumber Daya Air (DBM-SDA) Pemkab Tangerang Slamet Budi di Tangerang, Rabu.

Slamet mengatakan beberapa situ di Kecamatan Pasar Kemis, Kelapa Dua, Kronjo dan Mauk mengalami pendangkalan akibat timbunan lumpur.

Bahkan tumpukan sampah menyebabkan kondisi terakhir situ menjadi bertambah kecil karena tidak dirawat.

Namun kewenangan dalam pengelolaan situ tersebut berada pada aparat Kementerian Pekerjaan Umum dan perumahan Rakyat (Kemen PU-Pera).

Pihaknya diberikan waktu hingga akhir Maret 2017 untuk melakukan pengukuran dan pemotretan terhadap 26 situ yang ada di wilayah ini.

Setelah diukur ulang kemudian dilaporkan kepada Direktorat Sumber Daya Air Kemen PU-Pera untuk dilakukan normalisasi.

Sedangkan laporan itu sebagai rujukan oleh pihak kementerian menyangkut data awal untuk pekerjaan normalisasi daerah resapan air tersebut.

Menurut dia kerusakan situ telah berlangsung sejak belasan tahun lalu dan ada juga yang telah menjadi areal persawahan.

Dia menambahkan, banyak situ di daerah ini yang ditumbuhi tanaman eceng gondok dan akhirnya menjadi gulma menyebabkan permukaan air menjadi dangkal.

Pihaknya mendapatkan informasi bahwa Kemen PU-Pera telah menganggarkan dana sebesar Rp250 miliar untuk menormalisasi sejumlah situ dan sungai di Kabupaten Tangerang.

Sementara itu, Bupati Tangerang, Ahmed Zaki Iskandar mengatakan pihaknya mengusulkan kepada Pemprov Banten dan pemerintah pusat untuk melakukan normalisasi Sungai Cimanceuri.

Hal itu karena mengalami pendangkalan menyebabkan kawasan sekitar diterjang banjir terutama di Desa Cirumpak, Kecamatan Kronjo setiap tahun karena sungai meluap.

Banjir di wilayah ini merupakan langganan setiap musim hujan karena sungai juga mengalami penyempitan, maka salah satu solusi mengatasi adalah dengan cara normalisasi.

Pewarta: Adityawarman
Editor: Tasrief Tarmizi
Copyright © ANTARA 2017