Balikpapan (ANTARA News) - Dua orang anggota rombongan jamaah umrah asal Kota Balikpapan, Kalimantan Timur, yakni Sudiyono Darwis Barahima (35) dan Eko Kurnia (35), yang sempat ditahan pihak kepolisian dan imigrasi Arab Saudi, akhirnya pada Selasa (21/2) malam dibebaskan.

Keduanya ditahan dengan tuduhan menjadi calo dan ojek (porter atau pemandu) untuk mencium batu hitam Hajar Aswad di Masjidil Haram, Makkah, pada Rabu (15/2).

"Suami saya telepon pukul 3 dini hari tadi. Kabarnya baik dan sehat. Telepon genggam dan paspornya sudah dikembalikan, makanya bisa telpon," kata Yupe, istri Sudiyono Darwis Barahima saat ditemui di Balikpapan, Rabu.

Saat ditemui, Yupe berada di kantor PT Iman Arafah Travel di Balikpapan Baru Blok D1 Nomor 6, tempat agen perjalanan yang menyelenggarakan dan mengatur perjalanan umrah bagi Sudiyono dan Eko Kurnia.

Bila tidak ada lagi halangan, maka keduanya dijadwalkan sudah kembali ke Tanah Air pada Jumat (24/2) pagi dan akan diterbangkan dengan pesawat Garuda Indonesia.

"Kan keduanya memang punya tiket pulang. Karena mereka tertahan di Masjidil Haram itu, tiket mereka saya tunda dulu hingga urusannya beres," kata Hj Nur Asiah, pemilik PT Iman Arafah Travel.

Sudiyono dan Eko adalah bagian dari rombongan 74 orang jamaah umrah yang diberangkatkan Iman Arafah Travel ke Tanah Suci sejak Kamis (9/2).

Kedua orang ini ditangkap dan ditahan oleh askar, semacam polisi syariah, di Masjidil Haram dengan tuduhan telah melakukan praktik ilegal menjadi calo dan ojek untuk mencium batu hitam Hajar Aswad.

Mereka lalu dibawa ke Jeddah dan ditahan di tarhil (penampungan) imigrasi. Paspor keduanya, juga alat komunikasi seperti telepon genggam, juga ditahan.

"Sejak itu kami terus berkoordinasi dengan pihak Kedutaan dan Konsulat Jenderal RI di Jeddah untuk menjelaskan duduk perkaranya dan siapa sebenarnya mereka kepada pihak berwenang Saudi," papar Nur Asiah.

Pihak agen perjalanan melampirkan bukti-bukti seperti fotokopi visa, fotokopi paspor, tiket pesawat pergi-pulang, dan nametag yang bersangkutan sebagai anggota rombongan umrah Iman Arafah.

"Alhamdulillah, akhirnya pihak Saudi mengerti dan membebaskan jamaah kami," lanjut Nur Asiah.

Sudiyono dan Eko disangka sebagai calo dan ojek Hajar Aswad, karena berlama-lama di sekitar Multazam dan Hijir Ismail, dua area yang dipercaya sebagai tempat yang mustajab atau sangat baik untuk tempat berdoa.

Menurut Nur Asiah, keduanya pada Rabu (15/2) pagi itu, setelah shalat dhuha, menunggu rekan-rekannya yang lain yang sedang berusaha mencium Hajar Aswad.

"Rombongan memang ke Masjidil Haram untuk shalat dhuha. Saat ditangkap askar, mereka menunggu seorang ibu anggota rombongan kami," kata Nur Asiah lagi.

Selama di tarhil atau semacam rumah detensi imigrasi, menurut cerita Yupe berdasar kisah suaminya, mereka mendapat makan tiga kali sehari. Menu sarapan pagi adalah roti, nasi untuk makan siang, dan roti lagi untuk makan malam.

Di tempat itu juga banyak orang Indonesia lainnya yang terkena berbagai masalah di Saudi.

"Kedengarannya baik-baik aja," kata Yupe yang sehari-hari berdagang sembako di Pasar Pandansari, Balikpapan Barat.

(T.KR-NVA/D010)

Pewarta: Novi Abdi
Editor: Ruslan Burhani
Copyright © ANTARA 2017