Jakarta (Antara) – BNI Syariah bekerjasama dengan Badan Ekonomi Kreatif melakukan penandatanganan Nota Kesepahaman “Pemanfaatan Produk Dan Jasa Layanan Perbankan Syariah Bagi Pengembangan Usaha Pelaku Ekonomi Kreatif”. Penandatanganan tersebut dilakukan oleh Imam T. Saptono selaku Direktur Utama BNI Syariah dan Triawan Munaf selaku Kepala Badan Ekonomi Kreatif (BEKRAF).

“Alhamdulillah, BNI Syariah dapat bekerjasama dengan Badan Ekonomi Kreatif, melalui pemberian pembiayaan layanan pembiayaan kepada pelaku usaha ekonomi kreatif dibawah binaan Bekraf, diharapkan kedepan dapat memberikan kemudahan bagi para pelaku ekonomi kreatif untuk dapat mengakses permodalan sekaligus memanfaatkan layanan produk dan jasa yang disediakan oleh perbankan syariah bagi pengembangan ekonomi kreatif di Indonesia,” Ujar Imam T. Saptono.

BEKRAF Menggandeng BNI Syariah sebagai mitra kerjasama penyaluran modal karena BNI Syariah mampu memberikan layanan serta dukungan yang baik terhadap pelaku ekonomi kreatif. Hasanah Lifestyle Banking Dukungan terhadap ekonomi kreatif sejalan dengan tujuan BNI Syariah untuk mendukung gaya hidup Hasanah melalui pengembangan inovasi dan kreatifitas dalam bidang ekonomi kreatif, sehingga dapat membawa Hasanah dan manfaat bagi masyarakat. Sesuai dengan prinsip BNI Syariah untuk selalu memberikan yang terbaik sesuai kaidah.

Kinerja BNI Syariah tahun 2016 mengalami pertumbuhan positif. Tercatat laba bersih triwulan IV - 2016 sebesar Rp 277.37 Miliar atau meningkat 21.38% dari Desember 2015 sebesar Rp 228.52 Miliar. “Meningkatnya laba ditopang oleh berbagai upaya pengembangan bisnis termasuk produk jasa dan layanan terutama dominasi pembiayaan konsumtif serta perolehan dana pihak ketiga “. Papar Imam.

Dari segi asset BNI Syariah terus mengalami pergerakan positif yakni posisi per Desember 2016 sebesar Rp 28.31 Triliun atau naik 23.01% dari posisi Desember 2015 sebesar Rp 23.01 Triliun. Press Release Pertumbuhan asset ini disokong oleh adanya peningkatan penyaluran pembiayaan sebesar 15.36% dengan posisi per Desember 2016 Rp 20.49 Triliun. Komposisi pencapaian pembiayaan BNI Syariah per Desember 2016 terbagi menjadi empat sektor yakni pembiayaan konsumtif sebesar Rp 10.91 Triliun (53.26%),ritel dan produktif sebesar Rp 8.00 Triliun (39.06%), mikro sebesar Rp 1.20 Triliun (5.88%) dan hasanah card sebesar Rp 367.59 Miliar (1.79%).

Laba positif juga didukung oleh pertumbuhan ekspansi dana pihak ketiga sebesar Rp 24.23 Triliun, tumbuh 25.41% dari periode yang sama di tahun sebelumnya sebesar Rp 19.32 Triliun, dengan komposisi rasio dana murah (CASA) sebesar 47,63% dari periode di tahun sebelumnya 46.15%. Dari sisi effisiensi, laba juga disokong oleh penurunan biaya operasional (BOPO) menjadi 87.67% dimana sebelumnya sebesar 89.63%. Kualitas pembiayaan (NPF) tetap terjaga dibawah 3%.

Ekonomi kreatif merupakan kegiatan usaha yang fokus pada kreasi dan inovasi. Penurunan ekonomi dunia, khususnya sektor ekonomi yang berbasis komoditas, hendaknya dapat dimanfaatkan sebagai momentum yang dapat mendorong pertumbuhan ekonomi kreatif nasional. Dengan bertumbuhnya ekonomi kreatif, diharapkan dapat menggerakkan pertumbuhan sektor riil sehingga pertumbuhan ekonomi nasional dapat dicapai.

Berdasarkan data Kementerian Perindustrian tahun 2015, perkembangan ekonomi kreatif menunjukkan gambaran yang positif, di mana sektor ini tumbuh 5,76 persen atau di atas rata-rata pertumbuhan ekonomi nasional sebesar 5,74 persen, dengan nilai tambah sebesar Rp 641,8 triliun atau 7 persen dari PDB nasional. Jika dilihat dari sisi pelaku ekonomi kreatif saat ini, masih terdapat kendala utama yaitu permasalahan terhadap akses permodalan yang dipergunakan untuk mengembangkan usaha kreatif. Untuk mengatasi permasalahan tersebut, BNI Syariah hadir guna mendukung perluasan akses modal kepada para pelaku ekonomi kreatif tersebut.

 

Pewarta: PR Wire
Editor: PR Wire
Copyright © ANTARA 2017