Tidak tertutup kemungkinan bila ada eskalasi yang meningkat terhadap situasi yang ada di Tembagapura maka kami dari Polres Mimika siap membantu rekan-rekan kami yang ada di Satgas Pam Obvit."
Timika (ANTARA News) - Kepolisian Resor Mimika bersama aparat keamanan terkait lainnya di wilayah itu terus mengantisipasi berbagai potensi kerawanan akibat keputusan Pemutusan Hubungan Kerja/PHK massal karyawan perusahaan-perusahaan kontraktor dan privatisasi PT Freeport Indonesia.

Kapolres Mimika AKBP Victor Dean Mackbon di Timika, Rabu, mengatakan dengan adanya tindakan merumahkan dan PHK karyawan perusahaan-perusahaan privatisasi serta kontraktor PT Freeport akhir-akhir ini maka hal itu sangat berpengaruh pada situasi kamtibmas di Mimika secara keseluruhan.

"Ini memang membutuhkan perhatian serius karena dampak dari eskalasi yang terjadi di Freeport membuat banyak karyawan sekarang sudah dirumahkan dan di-PHK," kata Victor.

Ia mengatakan dengan terhentinya kegiatan ekspor konsentrat PT Freeport sejak 12 Januari dan terhentinya kegiatan produksi tambang sejak 10 Februari maka hal itu menimbulkan dampak sosial, ekonomi bagi karyawan dan keluarganya.

Bahkan tidak tertutup kemungkinan, katanya, kondisi di Freeport tersebut juga berpotensi berdampak pada situasi politik di wilayah itu.

"Kami terus memberikan imbauan dan membuka ruang komunikasi yang sudah kita sepakati bersama dengan pemerintah daerah dan pemangku kepentingan lainnya bahwa kita semua bisa memberikan solusi terhadap permasalahan yang sekarang terjadi," jelas Victor.

Pada Rabu pagi Polres Mimika menggelar apel khusus mengecek kesiapan personel untuk mengantisipasi potensi gangguan kamtibmas yang terjadi pascaterhentinya produksi PT Freeport.

Polres Mimika menyiapkan 120 personel pengendali massal (dalmas) dengan nama "Kompi Kerangka" serta peleton-peleton untuk mengantisipasi pengamanan tersebut.

Khusus di kota tambang Freeport di Tembagapura, pengamanan tetap dilakukan oleh Satuan Tugas Pengamanan Obyek Vital (Satgas Pam Obvit).

"Tidak tertutup kemungkinan bila ada eskalasi yang meningkat terhadap situasi yang ada di Tembagapura maka kami dari Polres Mimika siap membantu rekan-rekan kami yang ada di Satgas Pam Obvit," kata Victor.

Masih terkait dengan pengamanan di area pertambangan Freeport, aparat Polri dibantu TNI juga telah menempatkan personel pada 11 titik yang menjadi pintu masuk keluar akses ke PT Freeport.

"Ada 11 titik di sekitar Kota Timika yang menjadi atensi khusus Polres Mimika seperti Terminal Gorong-gorong, Check Point untuk akses masuk ke area Freeport, Kuala Kencana dan tempat-tempat tinggal staf Freeport," jelas Victor.

Di setiap titik itu, sudah ditempatkan 10 personel Polres Mimika dibantu aparat Brimob dan TNI.

Sesuai data Polres Mimika, PT Freeport Indonesia dan perusahaan-perusahaan privatisasi serta kontraktornya sudah merumahkan dan melakukan PHK kepada lebih dari 1.000 karyawan dalam satu pekan terakhir.

Pewarta: Evarianus Supar
Editor: Kunto Wibisono
Copyright © ANTARA 2017