Jakarta (ANTARA News) - Otoritas Jasa Keuangan mengatakan penyaluran kredit perbankan pada Januari 2017 cukup menggeliat yakni bertumbuh 10 persen (year on year/yoy), setelah sepanjang 2016 fungsi intermediasi bank lesu.

"Masih Januari 2017 belum terlalu keliatan tapi seiring dengan pertumbuhan ekonomi, permintaannya meningkat," kata Ketua Dewan Komisioner Otoritas Jasa Keuangan, Muliaman Hadad, di Jakarta Timur, Kamis.

Muliaman menyambut gembira dengan realisasi pertumbuhan kredit selama Januari tersebut. Tahun ini, dia meyakini pertumbuhan kredit dapat melontar hingga dua digit, setelah di 2017 terjerembab di 7,85 persen (yoy) atau sebesar Rp4.413,4 triliun.

"Kami harapkan bisa dua digit, tanda-tanda ke situ sudah mulai kelihatan," ujar Hadad.

Berdasarkan Rencana Bisnis Bank (RBB) yang diterima OJK untuk 2017, pertumbuhan kredit industri perbankan ditargetkan tumbuh 9-12 persen (yoy).

Muliaman yakin masalah perbankan pada tahun lalu yakni membengkaknya rasio kredit bermasalah (Non Performing Loan/NPL) akan membaik.

Sehingga perbankan, yang harus menyisihkan banyak pendapatan untuk biaya pencadangan pada tahun lalu, dapat lebih longgar untuk mengeksekusi pendapatan dan laba menjadi biaya ekspansi kredit.

OJK menargetkan NPL perbankan secara gross dapat terus membaik di bawah tiga persen, setelah tahun lalu sempat naik ke 3,1 persen. Per akhir 2016 NPL berangsur membaik di 2,9 persen.

Otoritas lain, Bank Indonesia menargetkan pertumbuhan kredit di 10-12 persen pada tahun ini, dan Dana Pihak Ketiga tumbuh 9-11 persen. Dana pihak ketiga (DPK) pada 2016 naik 9,6 persen menjadi Rp4.836,75 triliun.

Pewarta: Indra Pribadi
Editor: Ade P Marboen
Copyright © ANTARA 2017