Jakarta (Antara) - PMI bersama Bulan Sabit Merah menggelar lomba inovasi untuk penanggulangan bencana. Ide ini beranjak dari kasus bencana di Indonesia yang telah mengalami 141 bencana, tercatat antara tahun2005 sampai 2014, dengan perkiraan beban keuangan sekitar USD 11 miliar.

Oleh karena itu, Gerakan Palang Merah bersama Bulan Sabit Merah serta mitra-mitranya Menggelar The First Innovation in Flood Resilience Conference di Jakarta pada 23-24 Februari 2017.

Konferensi ini merupakan kolaborasi antara Palang Merah Indonesia (PMI), Federasi Internasional Perhimpunan Palang Merah dan Bulan Sabit Merah (IFRC) serta Zurich Insurance, yang akan mempertemukan para inovator lokal dengan pihak-pihak yang memiliki sumber daya untuk membantu inovasi mereka.

Sekretaris Jenderal PMI, dr. Ritola Tasmaya, MPH mengatakan, lomba ini bertujuan untuk membantu apa yang sudah dilakukan PMI melalui program pengurangan risiko terpadu berbasis masyarakat(PERTAMA) yang selama ini telah berjalan bersama dengan mitra PMI. 

“Dengan adanya lomba ini tentu memunculkan ide-ide baru maupun kearifan lokal dari perorangan maupun komunitas, yang dituangkan dalam kegiatan nyata di lapangan untuk membantu masyarakat dan pemerintahdalam menangani permasalahan banjir di wilayah Indonesia,” jelas Ritola. 

Konferensi ini adalah kelanjutan dari lomba tantangan inovasi yang diluncurkan akhir 2016 dengan tujuan mengangkat ide-ide inovatif dari berbagai komunitas di Indonesia.

Pengakuan terhadap inovasi-inovasi lokal yang menjanjikan sebagai hasil dari lomba tantangan inovasi tersebut adalah elemen kunci dari konferensi ini.

Giorgio Ferrario, Kepala Delegasi IFRC CCST Indonesia and Timor-Leste mengatakan, usaha bersama dan kolaborasi antara sektor swasta, lembaga akademik dan organisasi kemanusiaan adalah kunciu untuk merespon prioritas penanganan bencana yang berkelanjutan dan efektif di masyarakat. 

“Kami harus menghadapi tantangan yang terus berkembang dengan cara baru dan inovatif bersama mitra-mitra baru.” ungkapnya.

Kemitraan dengan sektor swasta harus dibangun secara strategis dan berkelanjutan tidak saja dalam respon-respon penanggulangan bencana maupun pengurangan risiko bencana tetapi terintegrasi dalam koalisi yang bertujuan untuk meningkatkan taraf hidup masyarakat.

Wirahadi Suryana, Direktur Korporasi dan Komersial Zurich Insurance Indonesia (ZII) mengatakan, ZII telah bekerja sama jangka panjang dengan PMI sejak 2013 yang terfokus pada program pembentukan masyarakat tangguh banjir atau ketahanan masyarakatakan bencana banjir mulai dari mencegah, menghadapi, hingga menanggulangi pascamusibah.

“Kami menggunakan keahlian tim ZII yang memahami berbagai pengetahuan terkait risiko untuk bisa membagikan pengalamannya pada masyarakat dan pemerintah. Kami juga menggunakan kemampuanteknologi tim ZII untuk mengembangkan sebuah aplikasi mobile penanggulangan bencana, termasuk banjir, yang kami beri nama Z-Alert,” ujar Wirahadi.

Sebelum Z-Alert, bersama-sama dengan IFRC, PMI dan Institute Teknologi Bandung (ITB), ZII juga telah mengembangkan sistem peringatan banjir melalui SMS untuk warga yang tinggal di bantaran sungai Bengawan Solo.

Pewarta: PR Wire
Editor: PR Wire
Copyright © ANTARA 2017