Jakarta (ANTARA News) - Wakil Khusus Sekretaris Jenderal Perserikatan Bangsa-bangsa (PBB) tentang Kekerasan terhadap Anak Marta Santos Pais meminta Presiden Joko Widodo hadir dalam pertemuan tahunan di New York, AS, pada Juli 2017.

"Setiap tahun pada bulan Juli ada pertemuan penting di New York dan untuk meninjau kemajuan pada mengembangkan agenda itu, Presiden Indonesia untuk menyampaikan hasil usahanya," kata Pais saat konferensi pers di Kantor Presiden Jakarta, Senin.

Dia mengungkapkan pertemuan dengan Presiden Jokowi sangat penting karena didorong dengan komitmen Indonesia yang kuat soal membantu anak-anak sebagai bagian dari agenda global yang berkelanjutan.

Dia menyebut bahwa program-program antikekerasan yang telah dilaksanakan pemerintah Indonesia layak diterapkan di negara lain.

Menteri Pemberdayaan Perempuan, dan Perlindungan Anak Indonesia Yohana Yembise usai mendampingi Presiden bertemu dengan Pais bersama delegasi Unicef, mengatakan Presiden diminta hadir pertemuan tahunan di New York untuk menceritakan pengalaman-pengalaman yang sudah dibuat Indonesia dalam menangani kasus-kasus anak.

"Jadi nanti akan hadir. Jadi ya itu saja pada dasarnya beliau (Pais) apresiasi saja apa yang sudah dibuat oleh Indonesia," kata Yohana.

Dia mengungkapkan Pais menyampaikan kepada Presiden tentang keberhasilan-keberhasilan yang dicapai oleh Indonesia terkait perlindungan anak.

"Mereka sangat menghargai Presiden tentang medium term untuk child protection yang telah dibuat oleh Bappenas dan kementerian terkait, kami semua," katanya.

Yohana mengungkapkan bahwa mereka menggunakan itu menjadi model yang akan menginspirasi negara-negara lain untuk mengikuti model yang dibuat Indonesia.

"Kami juga punya nasional strategi untuk pencegahan atau penghapusan kekerasan kepada anak. Itu juga dipakai model yang sekarang ini kami diminta untuk bisa membagi-bagikan model ini kepada negara-negara lain," jelasnya.

Yohana juga mengungkapkan bahwa Indonesia sudah masuk dalam "Global Partnership" untuk "child protection", dimana ada empat negara lainnya, termasuk Meksiko.

"Kalau sudah masuk ke alam Global Partnership ini, maka Indonesia dan empat negara ini menjawab permasalahan yang dihadapi anak-anak. Jadi child protection ini sudah bisa karena Indonesia terlibat dalam melindungi anak-anak secara global.

Presiden telah menerima kunjungan wakil khusus PBB ini yang didampingi delegasi Unicef, yakni Gunilla Olsson (UNICEF Representative in Indonesia), Ali Aulia Ramly (UNICEF Child Protection Specialist_ dan Interpreter), Andrew Claypole (Special Advisor to UN Special Representative to the Secretary General on Violence against Children), Lauren Rumble (UNICEF Deputy Representative), Amanda Bissex (UNICEF _Chief of Child Protection Cluster) dan Ryan Fajar Febriyanto (UNICEF Child Protection Officer on Violence Against Children).

Sedangkan Presiden didampingi beberapa menteri Kabinet Kerja diantaranya Menteri Sekretaris Negara Pratikno, Menteri Pendidikan dan Kebudayaan Muhajir Effendi, Menteri Pemberdayaan Perempuan, dan Perlindungan Anak Indonesia Yohana Yembise.

Pewarta: Joko Susilo
Editor: Unggul Tri Ratomo
Copyright © ANTARA 2017