Jakarta (ANTARA News) - Kepala Bappenas Bambang Brodjonegoro di Jakarta, Rabu, menyatakan tidak khawatir dengan tren peningkatan inflasi pada awal-awal 2017 ini dibandingkan dua tahun sebelumnya.

"Badan Pusat Statistik (BPS) baru saja merilis inflasi pada Februari 2017 mencapai 0,23 persen, di mana penyesuaian tarif listrik untuk rumah tangga dengan daya 900 VA menjadi salah satu penyebabnya," ujarnya.

Menurut Bambang, inflasi pada Februari 2017 memang lebih tinggi dibandingkan periode yang sama tahun sebelumnya. Pada dua tahun sebelumnya, musim panen maju sehingga membuat inflasi bisa ditekan bahkan terjadi deflasi.

"Menurut saya belum terlalu perlu dikhawatirkan karena Maret hingga Mei kemungkinan inflasi akan turun," ujar Bambang saat ditemui di Kantor Bappenas.

Terkait dengan penyesuaian harga tarif listrik 900 VA yang akan kembali dilakukan pada Mei 2017 mendatang, Bambang juga tidak menganggap hal tersebut akan meningkatkan laju inflasi secara signifikan.

"Kan yang paling besar bukan listrik lagi sekarang, yang paling besar 'food volatility' atau harga pangan. Jadi harga pangan itulah yang nanti akan menentukan. Maret April ini mudah-mudahan panen raya akan membuat deflasi," katanya.

Kendati demikian, lanjut Bambang, laju inflasi tetap harus dijaga mengingat harga pangan bisa saja kembali bergejolak apabila tidak dikelola dengan baik oleh pemerintah.

"Kita harus bisa mengelola 'food volatility'. Kalau administered prices (harga yang diatur pemerintah) itu harus dilakukan karena kita ingin subsidi tepat sasaran. Jadi jangan dianggap ini (inflasi) karena kenaikan harga listrik. Yang naik kan cuma yang 900 VA bagi yang tidak sesuai, tidak tergolong 40 persen terbawah," kata Bambang.

Dengan inflasi pada Februari yang mencapai 0,23 persen, maka inflasi tahun kalender Januari-Februari 2017 telah mencapai 1,21 persen dengan inflasi dari tahun ke tahun (year on year) tercatat sebesar 3,83 persen.

Sementara, komponen inti pada Februari 2017 tercatat mengalami inflasi 0,37 persen, dengan tingkat inflasi inti dari tahun ke tahun sebesar 3,41 persen.

Inflasi Februari 2017 ini lebih tinggi dari periode sama tahun 2015 dan 2016 yang masing-masing tercatat deflasi sebesar 0,36 persen dan 0,09 persen.

Secara keseluruhan, komponen harga yang diatur pemerintah merupakan faktor utama penyebab inflasi Februari 2017 dengan menyumbang inflasi 0,58 persen. Sedangkan harga bergejolak justru menekan inflasi karena tercatat deflasi 0,36 persen.

Pewarta: Citro Atmoko
Editor: Tasrief Tarmizi
Copyright © ANTARA 2017